HADHANAH DITINJAU DARI FIQH IMAM SYAFI’I DAN UNDANGUNDANG PERLINDUNGAN ANAK NOMOR 23 TAHUN 2002 (Studi kasus Di Kelurahan Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga)

Safitri, Chamdah Nur (2021) HADHANAH DITINJAU DARI FIQH IMAM SYAFI’I DAN UNDANGUNDANG PERLINDUNGAN ANAK NOMOR 23 TAHUN 2002 (Studi kasus Di Kelurahan Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga). Other thesis, IAIN SALATIGA.

Full text not available from this repository.

Abstract

Kata Kunci: Hadhanah, Imam Syafi’i. Hadhanah merupakan meletakkan sesuatu dekat tulang rusuk seperti menggendong atau meletakkan sesuatu pada pangkuan. Maksudnya adalah merawat, mendidik seseorang yang belum mumayyiz atau yang kehilangan kecerdasannya, karena mereka tidak bisa mengerjakan keperluannya sendiri. Dalam penelitian ini, penulis mengupas tentang hadhanah pasca di kelurahan Blotongan. Rumusan masalah yang diteliti yaitu : Bagaimana praktik hadhanah yang terjadi di kelurahan blotongan ? dan bagaimana tinjauan fiqh Imam Syafi’i dan Undang-Undang Perlindungan Anak ? Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan penelitian sosiologis. Pendekatan sosiologis adalah dengan menggambarkan keadaan masyarakat secara utuh, lengkap dengan struktur lapisan serta gejala sosial lainnya yang saling berkaitan satu sama lain. Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Penulis menggunakan teknik analisis kualitatif yaitu suatu tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analitistis, apa yang dinyatakan responden secara lisan dan tertulis dan juga perilakunya yang nyata diteliti dan dipelajari sebagai suatu yang utuh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1. Praktik hadhanah : mantan suami keempat responden mereka hilang kabar dan tidak memberikan nafkah dan satu responden menyatakan bahwa suami terkadang masih memberikan nafkah dan memberi kabar. 2. (a) perspektif Imam Syafi’i : anak merupakan hak dasar ibu maka para ulama menyimpulkan kerabat ibu lebih didahulukan, jika pengasuhan hak dasar ayah maka yang berhak mengasuh kerabat laki-laki terdekat sesuai urutan bagian warisnya mahram. (b) perspektif Undang-Undang Perlindungan Anak : setiap anak berhak untuk diasuh oleh orang tuanya sendiri kecuali jika ada alasan yang sah menunjukkan pemisahan adalah demi kepentingan terbaik bagi anak, setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: Agama > Fiqih (Hukum Islam)
Depositing User: Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id
Date Deposited: 11 Feb 2021 12:57
Last Modified: 11 Feb 2021 12:57
URI: http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/10221

Actions (login required)

View Item View Item