Hammam, (2021) Wacana Agama dan Politik: Dialektika Agama dan Politik di Ruang Publik Dalam Kontek Masyarakat India & Indonesia. UNSPECIFIED.
Text
Wacana Agama dan Politik-Hammam.pdf Download (2MB) |
Abstract
Kata /wacana/ atau kata /diskursus/ sering dipadankan dengan kata /discourse/ dalam Bahasa Inggris. Secara umum kata /wacana/ berarti gagasan (ide) yang masih abstrak dalam bentuk pikiran (ide). Gagasan tersebut baru dapat dipahami oleh orang lain ketika diungkapkan melalui teks baik lisan maupun tulisan. Dalam kajian wacana (discourse studies) teks merupakan representasi gagasan seseorang yang dituangkan tidak hanya berupa tulisan tetapi juga lisan. Wacana juga diartikan sebagai proses aktifitas mental manusia yang digunakan untuk memahami lingkungannya. Pengertian lain tentang wacana adalah bahasa abstrak yang hanya bisa difahami dalam bentuk ide, konsep, dan pikiran. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Franson Manjali (2014:11) dalam bukunya Labyrinths of Language: Philosophical and Cultural Investigations: discourse is an idea that is abstract and cannot be understood on its own, unless it achieves some form through a written text or in an oral fashion. Discourse an also be seen as a mental process of a human being which may be used as a means of understanding the environment through expression. Another term for discourse is an abstract language, whose existence can be seen in the form of idea, concept and thought. Sedangkan agama didefiniskan sebagai suatu sistem berfikir dan bertindak yang dianut oleh sekelompok orang yang memberikan kepada mereka suatu kerangka orientasi dan objek pengabdian. Dalam perspektif ini agama memiliki paling tidak tiga makna, (a) agama merupakan suatu sitem berfikir, (b) agama mestilah dipeluk oleh sekelompok orang dan bukan pada batas individu belaka, dan yang ketiga (c) agama meberikan kerangka orientasi dan objek pengabdian kepada para pemeluknya . Poin mendasar pengertian agama menurut Eric Fromm bahwa agama merupakan sistem berfikir. Jika dikaitkan dengan konsep wacana agama bukan hanya sebagai doktrin tapi ia juga merupakan sistem gagasan yang sangat subjektif sekaligus obkjektif. Agama secara konseptual merupakan ajaran atau dogma yang sangat ideal namun dalam realitasnya bisa berbalik seratus delapan puluh derajat jauh dari nilia-nilai ideal tersebut. Misalnya, ada sekelompok umat beragama (oknum umat beragama) yang gemar melakukan tindak kekerasan fisik dan non fisik. Realitas ini jika dilacak dari misi agama tentu tidak ada satupun ajaran agama di dunia yang memerintah atau mengajarkan untuk melakukan kekerasan secara langusng sevagai misi utama agama. Meskipun teks suci agama sama-sama mengajarkan kebaikan, tetap saja memiliki peluang melahirkan ekspresi beragama yang berbeda-beda karena peran individu dalam memahami teksnya dipengaruhi oleh latar belakang yang kompleks dan tidak tunggal. Manifestasi beragama dalam bermasyarakat yang berbeda-beda ini sering disebut sebagai (gerakan) politik karena ide-ide besar agama diperjuangkan oleh para pemeluknya dalam kehidupan sehari-hari. Disitulah letak titik temu antara agama dan politik. Persamaan keduanya (agama dan politik) adalah mengusung gagasan (wacana) kebaikan. Kalau agama mengajak kebaikan kepada seluruh umat manusia khususnya para pemeluk agamanya berdasarkan pesan langit melalui teks-teks suci (kitab suci). Pesan kebaikan disebarkan oleh para nabi atau orang terpilih kepada umatnya dengan cara bertutur, bercerita dan mengajak (lisan dan tulisan) yang sering dikenal dengan dakwah. Berbuat baik tidak hanya untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat dan seluruh ciptaanNya. Sementara politik, memperjuangkan kebaikan berdasarkan konsesus atau kesepakatan antar anggota masyarakat. Ada yang didasari oleh nilai-nilai agama atau murni nilai yang didasarkan pada kontrak sosial. Sebagaimana disampaikan oleh Norman Fairclough menyatakan bahwa politik adalah cara membentuk masyarakat yang baik (politics is how to construct a good society). Ali Asghar Engineer menambahkan ada tujuh misi agama yang saling berhimpitan dengan gerakan politik. Ketujuh misi itu antara lain kasih saying, persamaan, kemanusiaan, kebahagiaan, kedamaian, keadilan, dan pembebasan. Dia mengatakan, “The main aim of every religion is to promote moral values in the society and guide human conduct according to these values…The ritual, thought and institutional systems are means to an end to realize the values. The seven basic values are truth; love (of God and human beings); equality (of all human beings), justice, peace, and respect for all forms of life and compassion for all those who suffer . Perjuangan mewujudkan kebaikan agama di muka bumi yang melalui jalur politik sering menimbulkan kegaduhan, membelah psikologi masyarakat bahkan korban nyawa mulai sejak awal berkembangnya Islam hingga memasuki abad ke dua puluh satu ini. Setidaknya agama yang dijadikan komoditas politik juga banayakmenyebabkan terjadinya tragedi kemanusiaan. Para pemeluk agama tidak sedikit yang memiliki model pemikiran seperti ini dan terus mengembangkannya. Mereka memperoleh kedudukan dan kekuasaan dengan cara ini meskipun mengorbankan jiwa orang lain. Buku ini tidak menyajikan hiruk pikuk gerakan politik dan agama yang gaduh tetapi gerakan agama dan politik kebaikan yangdiperjuangkan oleh umat beragama dalam kontek masyarakat India dan Indonesia. Di kedua Negara tersebut aama dan politik diekspresikan dalam bentuk pendidikan sebagai dialektika kebaikan di ruang public secara sistematis. Cita-cita luhur agama diperjuangkan di ruang publik melalui perjuangan politik dan pendidikan. Dalam konteks keIndonesiaan, penetapan Undang-Undang Pesantren menjadi bukti pergulatan perebutan wacana publik antara Agama, Politik dan Pendidikan. Pesantren sebagai lembaga pendidikan khas Indonesia yang mengajarkan nilai-nilai agama memperoleh perhatian pemerintah dari perjuangan politik agama dan pendidikan. Untuk memudahkan pembaca dalammemahami isi buku ini, penulis membagi isi buku ini menjadi dua bagian, bagain pertama berisi tentang diskursus agama dan politik di masyarakat India, dan bagian kedua berisi diskursus agama dan politik di Indonesia. Bagian pertama tulisan ini terdiri dari beberapa sub judul antara lain (1) Strategi India Menghadapi Radikalisme, (2) Kekerasan dan Masa Depan Muslim India, (3) Prospek Pengembangan Bahasa Indoensia di India, (4) Empowerment on Language Learning, (5) Dari PPI India untuk Bangsa Indonesia, (6) Akar Moderasi Beragama di India, (7) Abdul Kalam: Presiden Merakyat dan Guru Bangsa, (8) India sebagai Negara Multilingual, (9) Jejak Peradaban India, (10) Kemandirian Berfikir, (11) Pendidikan Jarak Jauh India, (12) Visi India 2020. Adapun bagian kedua tulisan ini mengulas diskursus agama dan politik di ruang public dalam kontek masyarakat Indonesia yang terdiri dari beberapa sub judul antara lain (13) Fasting Ramadhan, (14) Diskursus Keagamaan di Era Pemerintahan Jokowi khususnya periode pertama, (15) Nonviolent Jihad for Palestine, (16) Melawan Aksi Kekerasan, (17) Pilgub, Feminisme dan Kebangkitan Nasional, (18) Merajut mimpi di Pergruan Tinggi, (19) Pilkada Bermartabat, (20) Pilkada Bermartabat, (21) Menjaga Keteguhan Berempati, (22) Multicultural Education in Islamic Institution, (23) Amar Ma’ruf Auto Nahi Mungkar, (24) Agama: Inspirasi Kerukunan dan Kemajuan, dan diakhiri dengan penutup yaitu referensi dan tentang penulis. Buku ini sangat cocok dibaca oleh para mahasiswa, aktifis gerakan sosial keagamaan dan politik, guru, dosen, peneliti, politisi, agamawan dan siapa saja yang memiliki minat kajian agama dan politik dalam kontek masyarakat India dan Indonesia. Secara khusus buku ini diharapkan menjadi tanda penulis yang pernah mengeyam pendidikan di India selama empat tahun enam bulan dan menjadi jembatan bagi orang-orang Indonesia yang ingin mengetahui secara sekilas tentang India. Penulis sangat menyadari masih ada banyak ruang yang perlu diperkaya terutama data terbaru. Oleh karena itu, penulis sangat berharap akan terbit buku yang senada pada masa yang akan datang khususnya yang ditulis oleh para alumni perguruan tinggi India dengan berbagai genrenya, terima kasih.
Item Type: | Book |
---|---|
Subjects: | Agama |
Divisions: | Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan > Tadris Bahasa Inggris |
Depositing User: | Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id |
Date Deposited: | 14 Aug 2021 07:43 |
Last Modified: | 14 Aug 2021 07:43 |
URI: | http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/11380 |
Actions (login required)
View Item |