Bagaikan Lebaran Tanpa Ketupat dan Opor Ayam

Marwanto,M.Pd., (2022) Bagaikan Lebaran Tanpa Ketupat dan Opor Ayam.

[img] Text
Bagaikan Lebaran Tanpa Ketupat dan Opor Ayam.pdf

Download (58kB)

Abstract

Idul Fitri merupakan hari raya yang selalu ditunggu-tunggusetiap tahunnya, baik bagi orang muslim maupun masyarakat Indonesia lainnya. Idul Fitri atau 1 Syawal dalam penanggalan Hijriah menjadi hari kemenangan bagi umat Islam setelah sebelumnya menjalankan ibadah puasa selama satu bulan. Pada lebaran Idul Fitri kali ini bertepatan dengan hari Kamis-Jumat 13-14 Mei 2021 dan merupakan lebaran tahun kedua pada masa pandemi. Semua orang tidak mampu menahan untuk tidak mudik, meski pemerintahah melarangnya. Lebaran adalah momen melepas rindu dengan keluarga terutama untuk berjumpa dengan orang tua bagi para perantauan. Pulang ke kampung halaman menjadi sebuah keharusan. Perjalanan jauh dan kemacetan bukan menjadi sebuah hambatan. Padahal pemerintah telah memutuskan peniadaan mudik selama lebaran tahun 2021 sebagai akibat Pandemi Covid-19. Pemerintah resmi melarang mudik lebaran sesuai dengan Surat Edaran (SE) Nomor 13 Tahun 2021 oleh Satuan Petugas (Satgas) penanganan Covid-19. Penyekatan dan memutar balik kendaraan kembali bagi para pemudik pun dilakukan. Bahkan semua pengoperasian transportasi untuk kepentingan mudik juga dilarang beroperasi. Padahal perlu diketahui bahwa lebaran identik dengan momen kebahagiaan dan kegembiraan bagi semua orang. Hal itu digunakan sebagai tempat bertemu, berkumpul, memohon maaf, saling memaafkan, dan bersilaturahim antara keluarga, saudara, dan juga tetangga. Mereka saling mengunjungi satu dengan yang lain dan ini sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Indonesia. Jauh hari masyarakat sudah mempersiapkan sebelumnya. Membeli baju lebaran bagi anggota keluarga, membuat kue dan aneka jajanan lebaran, membeli dan mengirimkan bingkisan kepada orang tua. Hal itu menjadi bagian dari momen untuk merayakan lebaran. Mereka semua bergembira menyambutnya. Adanya Pandemi Covid-19 dan semakin meningkatnya orang yang terjangkit penyakit ini, membuat pemerintah melakukan pelarangan untuk mudik pada hari raya lebaran. Padahal seharusnya, mereka dapat berkumpul dengan keluarga, orang tua, saudara, dan juga tetangga di rumah. Merayakan lebaran bersama-sama, bersalaman dan saling memaafkan seperti tradisi sebelum-sebelumnya. Hal ini sudah mereka nantikan selama satu tahun tentunya. Bagi para perantauan, tidak mudik ke kampung halaman diibaratkan dengan “Lebaran tanpa Ketupat dan Opor Ayam”. Kebahagiaan dan kegembiraan menjadi hambar dan tidak lengkap. Bagi masyarakat Indonesia, lebaran selalu identik dengan ketupat dan opor ayam. Itu sudah menjadi makanan khas dan tradisi di Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu, menjadi menu wajib pada saat merayakan lebaran. Ketupat berasal dari bahasa jawa kupat yang dipercayai merupakan singkatan dari ngaku lepat atau mengakui kesalahan. Sementara pasangan ketupat adalah opor ayam. Itu terbuat dari santan yang memiliki arti pangapunten dalam bahasa jawa atau permintaan maaf. Keduanya melambangkan permintaan maaf. Ketupat dan opor ayam menjadi simbol yang penting saat lebaran, seperti halnya perantauan mudik ke kampung halaman. Maka, lebaran tanpa mudik bagaikan lebaran tanpa ketupat dan opor ayam. Semua sama penting dan bermaknanya. Adanya pelarangan mudik lebaran yang berlaku mulai tanggal 6 Mei 2021 sampai dengan 17 Mei 2021 menyebabkan banyak orang terpaksa batal untuk mudik dan berkumpul dengan keluarga di kampung halaman. Tidak bisa melakukan rutinitas merayakan lebaran bersama dengan keluarga seperti tahun-tahun sebelumnya. Bagi para perantau yang tidak bisa mudik, tentunya masih dapat merayakan lebaran. Mereka bisa memanfaatkan momen lebaran melalui media sosial seperti halnya video call atau menelepon dengan keluarga dan orang tua, merayakan lebaran melalui media online, membeli paket lebaran dengan cara mengirimkannya, merayakan dengan tetangga tempat tinggal terdekat, atau membuat opor ayam dan ketupat sendiri walaupun tentu tidak semeriah ketika berada di kampung halaman. Pada akhirnya semua orang tetap harus taat dan patuh terhadap protokol kesehatan dengan cara memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, berdoa sampai benar-benar pandemi covid 19 ini berakhir dan hilang. Harapannya adalah semua masyarakat Indonesia dapat kembali merayakan lebaran seperti tahun sebelumnya. Para perantauan dapat mudik dan berkumpul bersama keluarga di kampung halaman. Merasakan makan ketupat dan nikmatnya opor ayam

Item Type: Article
Subjects: Agama > Kebudayaan Islam
Divisions: ?? BKI ??
Depositing User: Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id
Date Deposited: 13 Feb 2022 16:17
Last Modified: 13 Feb 2022 16:17
URI: http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/12940

Actions (login required)

View Item View Item