nurhayati, Tati (2022) PENGEMBANGAN MASYARAKAT BERBASIS POTENSI LOKAL: STUDI PADA KAMPUNG PENGRAJIN ANYAMAN BAMBU Di SEMOWO, PABELAN, KABUPATEN SEMARANG. [UNSPECIFIED]
Text
Skripsi Tati 20222.pdf Download (3MB) |
|
Text
Skripsi Tati 20222.pdf Download (3MB) |
Abstract
Nurhayati, Tati. 2022. Pengembangan Masyarakat Berbasis Potensi Lokal Studi Pada Kampung Pengrajin Anyaman Bambu di Semowo, Pabelan, Kab. Semarang. Skripsi, Salatiga: Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Subqi, M.S.I. Kata kunci: Pengembangan Masyarakat, Potensi Lokal, Anyaman Bambu. Kemiskinan terjadi karena tidak seimbangnya antara jumlah penduduk dengan dan lapangan pekerjaan. Jika kemiskinan terus berlanjut maka angka pengangguran dan angka kriminalitas akan terus naik, juga tertutupnya akses pendidikan dikarenakan biaya yang tinggi sedangkan penghasilan pas-pasan, kualitas kesehatan akan menurun. Kemiskinan tidak dapat menurun jika tidak adanya peningkatan pendapatan dari tahun ke-tahun, kualitas produk, akses permodalan belum meningkat, dan akses perluasan pasar yang tidak mengalami perubahan kearah berkembang menjadi maju. Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui potensi lokal yang dimiliki oleh masyarakat Semowo, Pabelan Kabupaten Semarang 2) untuk mengetahui pengembangan masyarakat berbasis potensi lokal dalam kerajinan anyaman bambu di Semowo, Pabelan, Kabupaten Semarang 3) untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan masyarakat berbasisi potensi lokal anyaman bambu di Semowo, Pabelan, Kabupaten Semarang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yakni prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa: 1) potensi lokal yang dimiliki adalah lahan pertanian yang dipakai untuk penanaman padi menghasilkan 7,3 ton setiap panen, jagung menghasilkan 5-6 ton tiap panen dan mangga 5 kuintal perpohon dengan luas lahan 389 Ha. Kedua Kerajinan anyaman bambu yang dibuat berupa keranjang pindang dengan harga Rp.9.000-Rp.13.000 tergantung ukuran, besek seharga Rp.9.000, tompo seharga Rp.17.000-Rp.20.000 dan kukusan seharga Rp.15.500. Anyaman bambu Semowo yang dalam sehari dapat menghasilkan 500-600 ikat bambu. Ketiga peternak berupa sapi kisaran harga Rp.18.000.000, kambing dengan harga Rp.1.000.000-Rp.1.800.000,dan ayam seharga Rp.25.000Rp.30.000 yang akan dijualkan untuk kebutuhan qurban, aqiqah, ataupun untuk dikonsumsi sendiri. 2) potensi yang dibahas kali ini adalah kerajinan anyaman bambu yang memiliki lima tahapan atau langkah, yaitu pemungkinan dengan memciptakan suasana yanga dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki, penguatan melalui peningkatan kemampuan dan keterampilan, perlindungan yakni memberikan perlindungan untuk menghindari persaingan tidak seimbang, penyokongan adalah dukungan untuk memenuhi peran dan tugasnya dan pemeliharaan adalah kondisi yang kondusif. 3) faktor yang mempengaruhi ada dua, yakni faktor pendukung melalui kesamaan pekerjaan dan tempat tinggal, modal yang dibutuhkan lebih sedikit. Faktor penghambat keterampilan masih belum terasah dan harga yang masih belum stabil.
Item Type: | UNSPECIFIED |
---|---|
Subjects: | Ilmu Ekonomi,Politik, Sosial, Budaya dan Pertahanan Negera |
Divisions: | Fakultas Dakwah > Pengembangan Masyarakat Islam |
Depositing User: | Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id |
Date Deposited: | 22 Feb 2022 00:28 |
Last Modified: | 02 Mar 2022 13:28 |
URI: | http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/13043 |
Actions (login required)
View Item |