HUBUNGAN SOSIAL ANTARA ETNIS TIONGHOA DENGAN MASYARAKAT BUMIPUTRA DI KOTA LASEM DARI PRA KEMERDEKAAN (1740-1743), ORDE LAMA, DAN ORDE BARU

HUSNIYATI, LILIK (2022) HUBUNGAN SOSIAL ANTARA ETNIS TIONGHOA DENGAN MASYARAKAT BUMIPUTRA DI KOTA LASEM DARI PRA KEMERDEKAAN (1740-1743), ORDE LAMA, DAN ORDE BARU. [["eprint_typename_skripsi" not defined]]

[img] Text
SKRIPSI LILIK.pdf

Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini membahas tentang Hubungan Sosial antara Etnis Tionghoa dengan Masyarakat Pribumi di Kota Lasem dari Pra Kemerdekaan hingga Orde Baru. Penelitian ini juga akan memaparkan bagaimana hubungan sosial antar etnis secara umum di Kota Lasem, Sejarah masuknya Etnis Tionghoa di Lasem, dan dampak Geger Pacinan terhadap Etnis Tionghoa dari pra Kemerdekaan hingga masa Orde Baru terutama di Kota Lasem. Penelitian skripsi ini menggunakan metode penelitian sejarah. Tahapan dalam metode penelitian sejarah yaitu: (1) Heuristik atau pengmpulan data, (2) Verifikasi atau kritik sumber, (3) Interpretasi atau analisis fakta sejarah, (4) Historiografi atau penulisan sejarah. Hasil penelitian ini antara lain: (1) Lasem merupakan Kecamatan di Jawa Tengah yang terletak di pesisir pantai utara. Letaknya sangat strategis karena menghubungan antara dua Kota besar yaitu Surabaya dan Semarang, hingga menjadikan sebagai tempat yang strategis dalam bidang Perdagangan dan Jasa. Kecamatan Lasem dilalui jalan raya yang dahuku dikenal dengan nama Grote Postweg atau Jalan Daendels yang dibangun masa Pemerintahan Daendels dari Anyer sampai Panarukan. (2) Lasem dikenal sebagai “Kota Kecil Tiongkok” yang merupakan awal pendaratan Etnis Tionghoa di tanah Lasem, Jawa. Terdapat perkampungan Etnis Tionghoa yang sangat banyak dan tersebar di Lasem. Di sana juga terdapat patung Budha yang terbaring dilapisidengan vii emas, selain itu lasem juga dikenal dengan istilah “Kota Santri”, “Kota Pelajar”, dan merupakan salah satu daerah yang menghasilkan buah jambu dan manga selain dari hasil dari laut garam dan terasi. Selain itu Lasem juga terkenal dengan batik pesisir yang indah dengan pewarnaan yang khas dan berani. (3) Pada masa Orde Lama yang dipimpin Presiden Soekarno mengeluarkan kebijakan PP No. 10/1959 yang berisi semua usaha dagang kecil milik orang asing di tingkat desa tidak diberi izin lagi setelah tanggal 31 Desember 1959. Kebijakan ini ditujukkan terhadap pedagang kecil etnis Tionghoa yang sebagian besar orang asing melakukan transaksi jual beli di Desa. Akibatnya dari tahun 1960 hinga 1961 lebih dari 100.000 orang Cina yang meninggalkan Nusantara karena semakin mengeras perlakukan rasis Orde Lama terhadap etnis Tionghoa. Setelah kejadian G30S PKI banyak dari masyarakat Lasem yang ikut dalam komunitas PKI, mereka tidak tau mengenai komunitas PKI dan hanya ikut-ikutan. Akibatnya masa kepemimpinan Soeharto anggota keluarga PKI hingga akar-akarnya dibunuh dan banyak dari masyarakat Lasem yang menjadi korban bahkan jika ada anak cucunya yang mendaftar tantara padahal sudah lolos bakal ada surat kaleng untuk memberhentikan secara tidak hormat.

Item Type: ["eprint_typename_skripsi" not defined]
Subjects: Agama > Sejarah Islam
Divisions: Fakultas Ushuludin, Adab dan Humaniora > Sejarah Peradaban Islam
Depositing User: Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id
Date Deposited: 23 Feb 2022 05:32
Last Modified: 23 Feb 2022 05:32
URI: http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/13051

Actions (login required)

View Item View Item