PENAFSIRAN MAKNA DAMAI DALAM Al-QUR'AN (Studi Komparasi dalam Tafsir Al-Misbah dengan Tafsir Ibnu Katsir)

MAZIDAH, HIDAYATUL (2022) PENAFSIRAN MAKNA DAMAI DALAM Al-QUR'AN (Studi Komparasi dalam Tafsir Al-Misbah dengan Tafsir Ibnu Katsir). [UNSPECIFIED]

[img] Text
HIDAYATUL MAZIDAH.pdf

Download (1MB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan makna damai yang terdapat dalam ayat-ayat al-Qur‟an terhadap Tafsir Al-Misbah dan Tafsir Ibnu Katsir. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dalam bentuk kajian kepustakaan (library research). Metode penelitian yang digunakan adalah metode komparasi atau perbandingan. Sumber datanya terdiri dari dua macam yakni primer dan sekunder. Adapun sumber data primernya adalah Tafsir AlMisbah dan Tafsir Ibnu Katsir. Dan sumber data sekundernya berupa buku pendukung dan jurnal ilmiah. Hasil penelitian ini adalah di dalam al-Qur‟an terdapat banyak kata yang bermakna damai di antaranya: kata islah,aman, dhimmah, salam, shulhu, dan janaḥu. Penulis membagi 3 kategorisasi makna damai menurut Tafsir Al-Misbah dan Tafsir Ibnu Katsir. Yang pertama, damai dalam lingkup rumah tangga dalam QS. An-Nisa‟ ayat 128. Yang kedua, damai dengan sesama muslim dalam QS. Al-Hujurat ayat 9 dan 10. Yang ketiga, damai dengan sesama umat manusia dalam QS. Al-Baqarah ayat 224. Menurut Tafsir Al-Misbahdan Tafsir Ibnu Katsir3 ayat diatas menjelaskan bahwa apabila ada suami istri atau pun sesama muslim yang sedang berselisih maka dianjurkan untuk melakukan perdamaian dan kita tidak boleh dengan mudah mengucapkan sumpah atas nama Allah dalam melakukan sesuatu, misalnya dalam hal perdamaian dengan sesama umat manusia. Menurut Tafsir Al-Misbah dan Tafsir Ibnu Katsir makna damai dalam Qs. An-Nisa‟ ayat 128, Qs. Al-Hujurat ayat 9 dan 10, dan Qs. Al-Baqarah ayat 224 mempunyai persamaan makna damai yaitu seruan untuk melakukan perdamaian dalam segala kondisi. Perbedaan makna damai dalam QS. An-Nisa ayat 128, Tafsir Al-Misbah cenderung untuk mencegah perselisihan antara suami dan istri dengan perdamaian sedangkan dalam TafsirIbnu Katsir beliau menawarkan pilihan antara bertahan atau bercerai. Kemudian dalam Qs. Al-Hujurat ayat 9 dan 10 dalamTafsir Al-Misbah menyebutkan adanya berita/isu yang tidak jelas yang mengakibatkan terjadinya perselisihan maka perlu diadakan perdamaian karena semua muslim merupakan saudara sedangkanTafsir Ibnu Katsir menyebutkan adanya peperangan antara sesama muslim, dan sesama muslim itu tidak boleh saling mendzalimi. Selanjutnya dalam QS. Al-Baqarah ayat 224 Tafsir Al-Misbah menyebutkan bahwa dalam hal islah/ perdamaian dilarang untuk mengucapkan sumpah atas nama Allah sedangkan menurut TafsirIbnu Katsir apabila seseorang terlanjur bersumpah atas nama Allah maka untuk menghapuskannya harus dengan membayar kifarat, kemudian baru melakukan perdamaian dan berbuat kebaikan kepada sesama umat manusia.

Item Type: UNSPECIFIED
Subjects: Agama > Alqur'an
Divisions: Fakultas Ushuludin, Adab dan Humaniora > Ilmu Alqur'an dan Tafsir
Depositing User: Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id
Date Deposited: 23 Feb 2022 20:52
Last Modified: 23 Feb 2022 14:00
URI: http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/13070

Actions (login required)

View Item View Item