AMANDA, FIKA AOLA (2022) Makna Kisah Nabi Musa dalam QS. Thaha dalam Konteks Kekinian. [["eprint_typename_skripsi" not defined]]
Text
Fika Aola Amanda.pdf Download (1MB) |
Abstract
QS. T}a>ha> ayat 10-98 menceritakan secara sistematis perjalanan Nabi Musa dalam mencapai keberhasilan menjalankan tugas yang ia dapatkan melalui wahyu langsung dari Allah Swt, sehingga dalam ayat-ayat tersebut penting atau menarik untuk dicermati dan diteliti serta diambil maknanya dalam konteks kekinian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengambil makna, nilai-nilai atau hikmah dalam setiap kejadian yang terkandung dalam kisah Nabi Musa As dan mengambil pelajaran untuk dijadikan sebagai refleksi dalam kehidupan sehari-hari saat ini. Penelitian ini merupakan studi kepustakaan (library research) dengan jenis penelitian kualitatif. Sumber primernya ialah ayat-ayat dalam QS. T}a>ha> tentang kisah Nabi Musa dan sumber sekundernya ialah buku yang berkaitan dengan kisah Nabi Musa. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini ialah Hermeneutika dari Wilhelm Dilthey yang merupakan sebuah teori interpretasi terhadap pemikiran orang lain dengan tujuan sampai kepada pemahaman yang diinginkan oleh pengarang. Dalam cara kerja hermeneutiknya, Dilthey menguatkan pada tiga titik fokus yang harus ada, yaitu tindakan (Ausdruck), kisah atau pengalaman (Erlebnis), dan pemahaman (Verstehen). Temuan dalam penulisan skripsi ini adalah bahwa Erlebnisnya sejarah mimpi Fir’aun yang menggambarkan bahwa akan ada seorang dari keturunan Bani Israil akan meruntuhkan kekuasaannya. Sejak mimpi itu, Fir’aun memerintahkan kepada bala tentaranya agar membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir dari keturunan Bani Israil. Ausdrucknya ialah Nabi Musa mampu mengalahkan Fir’aun dan bala tentaranya. Puncaknya ialah kita dapat memahami Verstehen kisah ini, yaitu bagaimanapun kekejaman dan kekuatan Fir’aun yang mengakibatkan kesulitan Nabi Musa dalam menjalankan tugas kenabian atau risalah-Nya, pada akhirnya akan menang jika dilaksanakan dengan tabah dan keimanan kepada kekuasaan Allah Swt. Adapun makna atau pesan moral yang dapat diteladani dalam kisah Nabi Musa pada konteks masa kini meliputi beberapa hal, yaitu beribadah dalam keadaan suci secara dhohir dan bathin, seorang pemimpin harus memilih wakil yang baik, bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah Swt, larangan mendatangi dan mengimani sihir dan dukun, dan mengamalkan prinsip islam rahmatan lil’alamin dalam dakwah. Kata Kunci: Kisah, Nabi Musa, Hermeneutika.
Item Type: | ["eprint_typename_skripsi" not defined] |
---|---|
Subjects: | Agama > Alqur'an |
Divisions: | Fakultas Ushuludin, Adab dan Humaniora > Ilmu Alqur'an dan Tafsir |
Depositing User: | Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id |
Date Deposited: | 04 Nov 2022 21:20 |
Last Modified: | 04 Nov 2022 21:20 |
URI: | http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/15221 |
Actions (login required)
View Item |