Perilaku Penyimpangan Seksual Sesama Jenis Di Pondok Pesantren Salafiyah Kabupaten Magelang : Studi Intervensi Preventif

Sriyanti, Lilik (2023) Perilaku Penyimpangan Seksual Sesama Jenis Di Pondok Pesantren Salafiyah Kabupaten Magelang : Studi Intervensi Preventif.

[img] Text
naskah gabung rtf 2.pdf

Download (1MB)

Abstract

Sejarah perilaku mencintai sesama jenis sudah terjadi sejak jaman Nabi Luth. Al Qur’an menegaskan bahwa perilaku homoseksual sebagai perilaku faahisyah (keji), melampui batas , dilarang agama dan akan mendapatkan azab. Dari sisi psikologi, homosekual merupakan bentuk dari patologi sosial Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III memasukkan homoseksual sebagai gangguan psikoseksual dan disebut sebagai orientasi psikoseksual egodistonik. Berbagai penelitian dan survei melaporkan dampak hubungan seksual sesama jenis, antara lain 78 % terjangkit penyakit menular, 5 % putus sekolah, 28 % dipaksa putus sekolah. Secara psikologis, pelaku LGBT merasa tidak tenang, gelisah dihadapkan pada dilema antara ingin sembuh dan bertahan pada perilakunya, mempunyai keinginan untuk sembuh tetapi tidak kunjung berhasil (hasil konseling dengan pelaku). Individu homoseksual berhadapan dengan berbagai pengalaman negatif dalam kehidupannya, salah satunya adalah dikucilkan oleh orang lain di sekitarnya Kaum homoseksual yang mendapatkan penolakan dari lingkungan membentuk konsep diri negatif tentang dirinya. Fenomena perilaku non heteroseksual di kalangan pesantren bukan merupakan hal baru. Sudah banyak pemberitaan, diskusi, kajian dan penelitian tentang penyimpangan perilaku seksual di pesantren. Walau begitu fenomena ini tak kunjung mereda. Sebagian pengelola pesantren belum menyadari maraknya perilaku seksual sesama jenis, mungkin sudah mengetahui ada keanehan pada perilaku santri namun tidak tahu apa yang harus dilakukan. Kondisi ini tidak bisa dibiarkan terus berlanjut, karena pesantren merupakan aset umat Islam. Kepercayaan masyarakat bisa terkikis apabila fenomena perilaku menyimpang seksual sesama jenis masih marak di dunia pesantren. Pamor pesantren sebagai pilar penyangga roh ajaran Islam bisa runtuh karenanya. Sudah banyak penelitian yang mengungkap perilaku seksual menyimpang sesama jenis di pesantren, namun belum banyak upaya mengatasi agar fenomena ini makin berkurang. Perlu upaya preventif untuk menekan bertambahnya penyimpangan perilaku seksual di pesantren agar lembaga ini tetap di hati masyakarat.

Item Type: Article
Subjects: Agama > Pendidikan dan pemikiran Islam
Depositing User: Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id
Date Deposited: 17 Apr 2023 17:25
Last Modified: 17 Apr 2023 17:25
URI: http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/16663

Actions (login required)

View Item View Item