MOVE ON DARI ORIENTASI PAPERBASED KE PAPERLESS: REALITAS KEARIFAN LINGKUNGAN MENUJU KAMPUS HIJAU

Maslikhah, (2023) MOVE ON DARI ORIENTASI PAPERBASED KE PAPERLESS: REALITAS KEARIFAN LINGKUNGAN MENUJU KAMPUS HIJAU. UNSPECIFIED.

[img] Text
MOVE ON.pdf

Download (4MB)

Abstract

Hamparan langit dan bumi disediakan secara khusus untuk manusia dan makhluk hidup lainnya. Kelengkapan bumi dengan susunan alam semesta ini dikreasikan oleh Allah Swt dengan penuh keseimbangan, komprehensif, integratif, dan tampak begitu terencana-sempurna, begitulah Alquran menjelaskan kepada manusia. Bumi dikreasikan dengan sangat sempurna oleh Allah Swt untuk menunjukkan kemahakuasaanNya. Bumi dan isinya yang diciptakan dengan kesempurnaan memiliki titik jenuh yang nyata yang harus dijaga agar tetap dalam keseimbangan. Penjelasan itu tidak mengandung arti bahwa Allah Swt tidak mampu untuk menjaga kelestarian, tetapi titik jenuh itu dalam rangka membuka cakrawala manusia tentang dinamika alam semesta agar manusia mau bersyukur sekaligus berpikir atas ciptaan Allah Swt itu. Sensitivitas bumi dengan kelengkapan alam semesta itu apabila diusik akan menghadirkan ketidakseimbangan yang dapat merugikan manusia sendiri. Manusia memanfaatkan fungsi lingkungan hidup sepanjang hayat, oleh karena itu diperlukan lingkungan yang baik dan berkesinambungan. Relasi antara manusia dengan alam dibangun dari kesadaran perlakuan manusia yang semena-mena terhadap alam dan lingkungan di sepanjang sejarah. Alam semesta dengan dinamikanya selama ini dianggap tidak akan berakibat apapun bagi manusia, karena manusia telah menerima mandat dari Allah Swt sebagai khalifah di bumi. Hal ini bukan dimaknai bahwa kalau alam semesta tidak mendapatkan perhatian manusia, maka alam akan rusak. Managemen Ilahi bekerja secara sempurna untuk menjaga lingkungan dalam keseimbangan. Manusia diberi kepercayaan sebagai khalifah di bumi dalam rangka untuk membangun rasa syukur atas karunia yang dianugerhkan oleh Allah Swt dengan menjaga lingkungan dalam keadaan yang baik untuk meningkatkan kualitas hidup manusia sendiri. Ambivalensi teknologi dan informasi berjalan seiring sejalan dan bahkan saling menarik dengan kekuatan masing-masing. Kekuatan tarikan teknologi informasi dan komunikasi secara sadar atau tidak sadar, kecil atau besar pengaruhnya akan memberikan dampak yang kurang menguntungkan bagi kualitas lingkungan. Degradasi fungsi lingkungan hingga mengantarkan pada global warming sebagai ancaman kepada seluruh penduduk bumi. Kearifan lingkungan menjadi magnet yang dapat memberikan kontribusi pada penyelamatan lingkungan. Hal yang dinilai sederhana yang tidak memberikan dampak serius terhadap keteraturan alam yaitu tentang penggunaan kertas dalam aktivita akademik dan administrasi. Masyarakat menganggap bahwa penggunaan kertas untuk memenuhi kebutuhan akademik dan administrasi terjadi sudah sekian ratus tahun yang lalu sebelum munculnya krisis keseimbangan hutan dengan kayu sebagai bahan dasar kertas. Fluktuasi kebutuhan kertas tidak pernah muncul menjadi bahasan spesifik terhadap daya dukung terjadinya kerusakan hutan. Realitas keseimbangan di hutan dinilai aman-aman saja dengan naiknya grafik kebutuhan masyarakat akan kertas. Pergantian era dan musim dapat menggeser paradigma tersebut, bahan dasar kertas berupa kayu sebagai salah satu produk hutan dituding sebagai salah satu pemicu penebangan yang semakin marak. Teknologi informasi dan komunikasi hadir untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari penggunaan kertas untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kearifan lingkungan menjadi cara yang efektif untuk menggugah perhatian masyarakat dari penggunaan kertas (paperbased) ke paperless. Masyarakat perlu mendapatkan wawasan yang memadai terhadap konsep diri; fungsi penciptaan diri; mengenal tempat tinggal diri; perilaku yang dapat ditunjukkan sebagai pribadi; kapan waktu yang dapat dimanfaatkan untuk mengabdikan diri dalam menjaga lingkungan khususnya dalam penggunaan kertas secara arif. Inspirasi dan motivasi kolektif untuk sivitas akademika perlu dihadirkan untuk membangun sinergi antar komunitas dalam mewujudkan kearifan lingkungan. Genderang kampus hijau semakin menggema seiring dengan lajunya kerusakan lingkungan pada beberapa dimensi. Universitas Indonesia Green Matric Wordl University ranking (UI Green Matric) memimpin gerakan kepedulian terhadap lingkungan dengan segmentasi spesifik. Gerakan ini dapat membelalakkan mata dalam perspektif akademik agar mampu menunjukkan pentingnya PT menunjukkan kiprahnya dalam situasi lingkungan sekarang ini dalam miniatur Indonesia di kampus dengan ruang lingkup yang spesifik pula. Perguruan Tinggi keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di bawah kewenangan Kementerian Agama memiliki tanggung jawab yang sama secara kolaboratif dengan perguruan tinggi di bawah kementerian pendidikan nasional untuk mewujudkan kampus hijau. Jejaring ini perlu dilakukan untuk memberikan inspirasi untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi serta memberikan apresiasi bagi pelaksana kampus hijau. Buku ini memberikan penjelasan yang konkret dalam kajian teks dan konteks secara runtut-sistematis yang saling menyempurnakan. Sistematika buku ini bermula dari konseptualisasi relasi manusia dengan alam di muka bumi. Konteks umum diarahkan secara spesifik dalam komunitas sivitas akademika. Kearifan lingkungan disajikan dari prinsip-prinsip etika, pola kearifan tradisional dan rasional; kearifan lingkungan sebagai suatu aset yang turut memberikan kontribusi nyata; kearifan lingkungan juga direfleksikan ke dalam perspektif Islam. Kearifan lingkungan juga dianalisis pada faktor penghambat terhadap pembangunan berkelanjutan lengkap dengan strategi menuju perilaku kearifan lingkungan. Buku ini memiliki keistimewaan yang tidak disajikan oleh buku yang lain, karena buku ini mampu memoles dalam kemasan yang logis tentang ruang lingkup kampus hijau dan interaksi dalam pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup; managemen kampus hijau dan strategi pada perilaku kampus hijau. Paperbased dan paperless dihadirkan secara terintegrasi sebagai bagian spesifik dengan mengkaji domain perilaku paperless; kelemahan dalam ranah adminsitrasi; strategi penguatan untuk merealisasikan paperless; faktor penting terhadap penerapan paperless; keuntungan yang dapat dipetik dalam penerapan paperless; upaya pengembangan manusia untuk mendukung paperlss dan upaya penting dalam pergeseran paperbased ke paperless. Paperless disajikan dengan upaya konkret pada teknologi dan informasi sebagai jalur yang tepat untuk mewujudkannya. Harapan saya mudah-mudahan buku ini dapat menginspirasi kepada pembaca untuk melahirkaan karya-karya baru yang lebih spesifik-inspiratif untuk menggugah siapa saja agar dapat berperilaku arif terhadap lingkungan dalam rangka mewujudkan kampus hijau pada sisi yang berbeda.Varian-varian yang disediakan untuk kampus hijau cukup menginspirasi bagi siapa saja dengan perpaduan disiplin ilmu yang ada. Hal ini akan menghadirkan sesuatu yang lebih menarik dengan menghadirkan paperbased dan paperless dalam kajian yang dipadukan dengan kajian ilmu sosiologi atau cabang ilmu yang lainnya.

Item Type: Book
Depositing User: Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id
Date Deposited: 02 May 2023 05:17
Last Modified: 01 May 2023 22:19
URI: http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/16773

Actions (login required)

View Item View Item