PERLINDUNGAN AL-QUR’AN TERHADAP KAUM DIFABEL (Analisis Komparatif Penafsiran Ayat-Ayat Difabel dalam Kitab Tafsir Al-Munir dan Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim Karya Wahbah Al-Zuhaili dan Ibnu Katsir)

widyastutik, Rizka (2023) PERLINDUNGAN AL-QUR’AN TERHADAP KAUM DIFABEL (Analisis Komparatif Penafsiran Ayat-Ayat Difabel dalam Kitab Tafsir Al-Munir dan Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim Karya Wahbah Al-Zuhaili dan Ibnu Katsir). Other thesis, IAIN SALATIGA.

[img] Text
Rizka Widyastutik.pdf

Download (1MB)
[img] Text
Rizka Widyastutik.pdf

Download (1MB)
[img] Text
Rizka Widyastutik.pdf

Download (1MB)

Abstract

ABSTRAK Latar belakang penulisan karya ini didasarkan pada asumsi masyarakat mengenai kaum difabel, mereka menganggap bahwa kaum difabel merupakan individu cacat yang selalu membutuhan pertolongan orang lain dan tidak bisa menjamin hidupnya sendiri sebab keterbatasannya dalam melakukan sesuatu. Sehingga muncul sikap diskriminasi terhadap kaum difabel. Padahal dalam AlQur’an sudah jelas menerangkan bahwa manusia sama di hadapan Allah, yang membedakan hanya iman dan taqwanya. Tujuan dari penelitian ini tak lain untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak berlaku diskriminatif terhadap kaum difabe. Penelitian ini tergolong ke dalam kategori kajian pustaka (library research), dengan metode analisis komparatif dan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dari penelitian ini menggunakan penyelidikan kepustakaan dengan menelaah itab tafsir, buku, jurnal, artikel dan literature lain yang berhubungan dengan tema penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa dalam Al-Qur’an, Allah sangat melarang sikap diskriminasi terhadap siapapun seperti dalam QS. Abasa: 1-2 menegaskan bahwa ayat tersebut sebagai bukti teguran Allah terhadap Rasulullah karena telah bersikap masam dan memalingkan muka saat di datangi seorang yang buta bernama Ibnu Ummi aktum, QS: Al-Fath: 17 ayat ini menerangkan bahwa jihad merupakan perkara penting yang wajib dilaksanakan oleh umat Muslim tanpa terkecuali, sehingga siapapun yang meninggalkannya akan di adzab dengan adzab yang pedih. Namun Allah mengungapkan bahwa ada pengecualian bagi golongan yang diperbolehkan tidak mengikuti jihad yaitu orang buta, orang pincang dan orang sakit. Kemudian QS. An-Nur: 61 dalam ayat ada beberapa hal yang menjadi pelajaran, pertama Allah mengungkapkan bahwa kaum difabel diperbolehkan tidak mengikuti jihad, kedua makan berjamaah lebih baik daripada makan sendiri, ketiga makan bersama kaum difabel tidak akan menurunkan derajat orang-orang normal. Kata kunci : Difabel, Al-Qur’an, Komparasi

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: Agama > Alqur'an
Depositing User: Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id
Date Deposited: 19 Oct 2023 22:03
Last Modified: 19 Oct 2023 22:03
URI: http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/18407

Actions (login required)

View Item View Item