MAKNA MUSTAḌ’AFĪN DALAM AL-QUR’ĀN ANALISIS HERMENEUTIKA MA’NĀ CUM MAGHZĀ

latifah, Rosdia (2023) MAKNA MUSTAḌ’AFĪN DALAM AL-QUR’ĀN ANALISIS HERMENEUTIKA MA’NĀ CUM MAGHZĀ. Other thesis, IAIN SALATIGA.

Text Rosdia latifah .pdf Download (1MB)

Abstract

Mustaḍ’afīn merupakan suatu permasalahan yang selalu muncul seiring dengan perkembangan zaman. Yang disebut dengan Mustaḍ’afīn yaitu orang-orang yang tertindas yang dilakukan oleh orang yang kuat, atau orang yang merasa bahwa mereka merupakan sekelompok orang mayoritas. Kebanyakan dari mereka menjadi tertindas disebabkan oleh kekejaman seseorang atau sistem pemerintahan dalam suatu wilayah. Ketertindasan tersebut dapat berupa kesewenang-wenangan, diskriminasi, penyiksaan, kekerasan dan ketertindasan. Dalam al-Qur’ān kata Mustaḍ’afīn disebutkan 13 kali. Setelah mengetahui makna Mustaḍ’afīn itu sendiri penulis mencoba untuk menganalisis ayat-ayat menggunakan pendekatan hermeneutika Ma’nā cum Maghzā dengan langkah-langkah sebagai berikut: menganalisis kebahasaan, mencari konteks historis mikro dan makro, mencari makna ketika ayat diturunkan dan mengembangkan makna tersebut dalam konteks kekinian Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ayat-ayat al-Qur’ān yang membahas tentang Mustaḍ’afīn terdapat perbedaan konteks. Ayat Mustaḍ’afīn yang diturunkan di Makkah berisi cerita pada masa Nabi terdahulu dengan tujuan untuk memberi motivasi dan dorongan kepada kaum yang tertindas di Makkah. Sedangkan ayat Mustaḍ’afīn di Madinah berisi tentang perintah untuk membebaskan kaum mukmin yang berada di Makkah. Jika dikontekstualisasikan pada masa sekarang kaum Mustaḍ’afīn masih sering kita jumpai, seperti kekerasan terhadap anak, kekerasan terhadap perempuan dan lain sebagainya. Untuk mengatasi permasalahan Mustaḍ’afīn diperlukan beberapa cara diantaranya perintah untuk berlaku adil, perintah untuk meninggalkan wilayah yang menjadikan mereka tertindas dan lain sebagianya. Kata kunci: Mustaḍ’afīn, Hermeneutika, Ma’nā cum maghzā

Actions (login required)

View Item