umma, Liana nihayatul (2023) DISABILITAS DALAM QS. AL-NUR [24]: 61 ANALISIS MA'NA CUM MAGHZA. Other thesis, IAIN SALATIGA.
Text
SkripSweet Liana Fiks.pdf Download (2MB) |
Abstract
Kurangnya pemahaman serta penyadaran bagaimana seharusnya menjadi manusia sebagai individu dan sebagai makhluk sosial, yang menghormati dan menghargai perbedaan khususnya pada kasus disabilitas. Penelitian terkait ayat disabilitas yang saya tulis ini, merupakan penelitian yang bergerak menyeimbangkan antara pesan historis ayat dengan pesan pengembangan pada masa kini. Sehingga menghasilkan pemahaman terhadap nilai atau signifikansi ayat. Tulisan ini membahas tentang disabilitas dalam QS. Al-Nur [24]: 61 dengan pendekatan ma'na cum maghza. Dengan demikian, Hasil penelitian ini menunjukkan pertama, makna tarikhi dari ayat tersebut berbicara tentang kebolehan difabel makan di sebelas rumah yang tersebut dalam ayat (rumah kalian sendiri, rumah bapakmu, ibumu, saudara laki-laki dan perempuanmu, paman dan bibi dari bapak atau ibumu, rumah yang telah dipasrahkan kepadamu dan rumah temanmu) dengan catatan setelah mendapatkan undangan makan dan tidak makan secara berlebihan. Boleh memilih sesukanya makan secara bersama-sama ataupun sendirian, dan apabila memasuki rumah-rumah tersebut ucapkanlah salam (minimal untuk dirimu sendiri) karena salam membawa keberkahan serta kebaikan. Kedua, maghza tarikhimenunjukkan pada beberapa shahabat yang ingin ikut perang bersama Rasul saw walaupun keadaan fisiknya tidak memungkinkan. Adanya perlakuan diskriminasi terhadap difabel pada saat makan bersama non difabel. Selain itu kebiasaan salah satu kelompok orang Arab yang setiap makan harus selalu ada temannya. Hal itu menunjukkan sikap fanatik pada pendapat tertentu. Ketiga, maghza al-mutaharrik menunjukkan bahwa ayat ini termasuk ayat yang mengisahkan kebiasaan umat terdahulu dan memiliki beberapa nilai yang terkandung di antaranya: nilai fundamental, karena di dalamnya ada upaya hifz al-mall walaupun dengan cara diwakilkan. Nilai keadilan, yang seharusnya difabel juga berhak mendapatkannya sehingga tidak terbatas ruang geraknya. Nilai-niai tersebut jika diaktualisasikan pada keadaan saat ini maka dapat dimungkinkan akan sangat mengurangi perlakuan diskriminasi, mengingat jika korban diskriminasi (difabel) telah ditreathment dengan teknik reframing. Dengan menggunakan teknik tersebut, maka korban diharapkan dapat memulihkan rasa percaya dirinya dan tidak mudah memandang negatif suatu tindakan dengan berasumsi bahwa setiap tindakan yang terjadi sesuai dengan situasi dan kondisinya.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | Agama > Alqur'an |
Depositing User: | Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id |
Date Deposited: | 03 Nov 2023 17:33 |
Last Modified: | 03 Nov 2023 17:33 |
URI: | http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/19063 |
Actions (login required)
View Item |