HIKMAH, LILIK DZURIYYATUL (2023) MAKNA AS-SILM DALAM AL-QUR’ĀN (Kajian Semantik Toshihiko Izutsu). Other thesis, IAIN SALATIGA.
Text
Lilik Dzuriyyatul Hikmah.pdf Download (2MB) |
Abstract
Term As-Silm berasal dari kata سَلِمََ (salima) dan memiliki berbagai macam derivasinya yang menempati posisi urgen dalam Al-Qur’an. menegakkan perdamaian jauh dari keberhasilan karena kehidupan ummat manusia seakan-akan hanya membenarkan kelompoknya masing masing, konflik yang terjadi akhir-akhir ini bertolak belakang dengan apa yang diajarkan oleh agama Islam dan apa yang terdapat dalam Al-Qur’an. Berangkat dari persoalan tersebut penulis berusaha menelusuri makna As-Silm dengan metode semantik. Metode ini mengungkap tentang korelasi antara simbol bahasa (kata, ekspresi, frase) dan objek atau konsep yang terkandung di dalamnya, semantik menghubungkan antara simbol dengan maknanya. Peneliti mengkaji makna As-Silm dengan pendekatan semantik Toshihiko Izutsu. Dalam pendekatan ini terdapat tiga fokus utama yang menjadi fokus kajiannya. Pertama, mengkaji makna dasar dan makna relasional dari kata kunci yang dikaji. Kedua, mengkaji makna sinkronik dan diakronik kata kunci yang dikaji yang meliputi tiga kurun waktu yakni pra Qur’anik, Qur’anik, dan pasca Qur’anik. Ketiga, Weltanschauung makna As-Silm dalam Al-Qur’an sebagai cara pandang terhadap dunia. Penelitian ini termasuk penelitian library research dengan sumber primer Al-Qur’an dan terjemahannya. Sedangkan sumber sekundernya adalah lisānul arab, maqāyis lughah, gharib fi al-Qur’an, dan kamus-kamus Al-Qur’an lainnya. Demikian juga kitab-kitab tafsir, buku-buku, jurnal, skripsi, artikel-artikel, juga dijadikan sebagai sumber sekunder. Berdasarkan hasil dari penelitian ini kata As-Silm dalam pandangan semantik Toshihiko Izutsu memiliki 1) makna dasar As-Slim ialah perdamaian. 2) makna relasionalnya secara sintagmatik memiliki makna perdamaian, ketundukan, Islam, dan berserah diri. Adapun secara paradigmatik As-silm memiliki kesamaan makna dengan As-Sulhu, sakinah dan, al-amn. Sedangakan kata yang berlawanan adalah ‘adawat dan al-karb. 3) Makna historis kata As-Silm terbagi menjadi 2 yang pertama adalah sinkronik, secara sinkronik As-Silm memiliki varian makna diataranya islam yang berarti ikhlas, Islam yang berarti iqror, dan perdamaian. Kedua adalah diakronik, makna historis diakronik terbagi dalam 3 periode, dalam periode pra Quranik As-silm memiliki makna yaitu perdamaian, pada periode Quranik As-silm memiliki makna Islam, perdamaian, berserah diri, dan tunduk. Dan Pra Qur’anik tidak mengalami perkembangan makna yang signifikan. 4) Weltanschauung merupakan tahap terakhir dari semantik Al-Qur’an, Sehingga makna yang dapat disimpulkan untuk menjadi weltanschauung dari As-Silm ialah anjuran untuk melakukan atau menciptakan perdamaian guna mencegah timbulnya konflik serta peperangan. Kata Kunci: Aṣ-Silm, Semantik, Toshihiko Izutsu
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | Agama > Alqur'an |
Depositing User: | Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id |
Date Deposited: | 18 Nov 2023 17:36 |
Last Modified: | 18 Nov 2023 17:36 |
URI: | http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/19493 |
Actions (login required)
View Item |