PRAKTIK JUAL BELI DAMEN TEBASAN PERSPEKTIF FENOMENOLOGI DAN ‘URF (Studi Kasus di Kelurahan Baran, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang)

Widiyaningsih, (2024) PRAKTIK JUAL BELI DAMEN TEBASAN PERSPEKTIF FENOMENOLOGI DAN ‘URF (Studi Kasus di Kelurahan Baran, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang). Other thesis, IAIN SALATIGA.

[img] Text
Pembukuan Widiyaningsih 088_031357 (1).pdf

Download (4MB)

Abstract

Kata Kunci : Jual Beli, Damen Tebasan, Fenomenologi, ‘Urf. Jual beli damen tebasan di Kelurahan Baran dilakukan dengan cara damen dibeli secara keseluruhan oleh pembeli yang mana barang tersebut belum di petik dan masih berada di sawah dengan tanpa ditimbang ataupun ditakar melainkan dengan cara ditaksir oleh pembeli ketika sudah melihat objek barang. Selain itu para pelaku transaksi juga tidak menyepakati harga jual secara jelas. Tujuan penelitian ini yaitu penulis ingin mengetahui bagaimana praktik jual beli damen secara tebasan di Kelurahan Baran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Serta untuk mengetahui bagaimana praktik jual beli damen tebasan tersebut jika dilihat dari perspektif fenomenologi dan ‘urf . Adapun jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian kualitatif bersifat analisis deskriptif dan menggunakan pendekatan yuridis empiris dengan teori Fenomenologi dan ‘Urf. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dokumentasi. Yang kemudian dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif dengan mengolah data secara deduktif-induktif. yang berangkat dari data atau fakta yang umum, dilanjutkan dengan penarikan kesimpulan secara khusus. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa: (1) praktik jual beli damen tebasan di Kelurahan Baran, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang dilakukan oleh petani dan penebas yang mana dalam jual beli tersebut harga jual damen tidak ditentukan, melainkan di bayarkan sesuai kehendak pembeli. Mengenai pembayaran dilakukan dengan dua cara. Pertama jika pembeli langsung mengambil rumputnya sesaat setelah pemasangan gawar maka pembayaran dilakukan 2 sampai 3 kali perumputan. Kedua jika pengambilan rumput di tunda karena peternak merumputi beberapa tempat maka pembayaran dilakukan dikemudian hari sampai dengan peternak merumputi damen yang berada di sawah milik petani ketika tiba gilirannya. (2) Dalam perspektif Fenomenologi Alfred Schutz terdapat 2 motif yaitu because of motive dan in order to motive. Dimana praktik jual beli tebasan damen itu jika dilihat dari perspektif tersebut maka hal itu sejalan dengan teori yang diungkapkannya karena para pelaku transaksi melakukan jual beli didasari oleh sebab kebiasaan, motif yang rasional serta praktis dan dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman masa silam. Dengan tujuan untuk saling tolong-menolong antar masyarakat supaya damen tidak mubazir jika dibiarkan begitu saja. (3) Dalam Perspektif ‘urf dilihat dari kebiasaan masyarakat yang sudah terjadi sejak dahulu maka praktik jual beli damen secara tebasan termasuk kedalam ‘urf Shahih sebab permusuhan dan perselisihan akibat harga jual dan penundaan pembayaran tidak muncul.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: Agama > Fiqih (Hukum Islam)
Depositing User: Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id
Date Deposited: 20 Mar 2024 16:55
Last Modified: 20 Mar 2024 16:55
URI: http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/20032

Actions (login required)

View Item View Item