KONTEKSTUALISASI HADIS TENTANG KEUTAMAAN PILIHAN HIDUP MENJANDA DENGAN PENDEKATAN ILMU MA’ANIL HADIS

ansori, fatkhan (2024) KONTEKSTUALISASI HADIS TENTANG KEUTAMAAN PILIHAN HIDUP MENJANDA DENGAN PENDEKATAN ILMU MA’ANIL HADIS. Other thesis, IAIN SALATIGA.

[img] Text
Fatkhan Ansori.pdf

Download (2MB)
[img] Text
Fatkhan Ansori.pdf

Download (2MB)

Abstract

Pilihan hidup menjanda tanpa menikah lagi dengan tujuan merawat anakanak merupakan pilihan hidup yang tidak mudah mengingat beratnya tanggung jawab menjadi orang tua. Disatu sisi kehidupan rumah tangga yang didambakan oleh umumnya manusia tetapi memilih menjadi orang tua tunggal pun tidak ada salahnya. Makna dari merawat anak seorang diri adalah memohon kepada Allah dan berharap akan menjadi orang tua yang lebih baik dan fokus dalam tumbuh kembang anak hingga dewasa. Ditemukan hadis yang berisi tentang janda yang merawat anak-anaknya akan dekat dengan Rasulullah Saw seperti jari telunjuk dan jari tengah diakhirat kelak. Menarik bagi penulis untuk meneliti, pilihan hidup menjanda dalam Islam memiliki kedudukan yang sangat tinggi, seperti jari telunjuk dan jari tengah. Penulis dalam penelitian ini merumuskan sebagai berikut; 1) Bagaimana kualitas hadis tentang pilihan hidup menjanda? 2) Bagaimana pemahaman hadis dan implikasi pilihan hidup menjanda pada masa kini? Penelitian ini merupakan sebuah penelitian kualitatif, dengan menggunakan metode library research. Teknik analisis data menggunakan pendekatan Ma’anil Hadis. Sumber data primer didapat dari kitab hadis Musnad Ahmad dan aplikasi hadis Gawamy al- Kalim dan Maktabah Syamelah. Sedangkan sumber data sekunder didapat dari jurnal, skripsi, buku atau sumbersumber lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) hadis pilihan hidup menjanda memiliki kecacatan pada salah satu perawi yaitu pada perawi Nahhas bin Qahm yang dinilai oleh ulama Jarh wa Ta’dil bahwa dia merupakan seorang yang dha’if. Hadis ini meskipun secara sanad dha’if, tetapi banyak matan hadis serupa yang diriwayatkan oleh seorang shahih, diduga secara matan hadis ini dapat naik derajatnya menjadi hasan lighairihi. Menurut Ibnu Hajar al-Asqalani dan Ahmad bin Hambal, hadis yang dihukumi dha’if dapat dijadikan hujjah, karena menurut mereka lebih baik menggunakan hadis dha’if dari pada qiyas para ulama. (2) Pemahaman hadis pilihan hidup menjanda atau menikah lagi sama baiknya bila mana seorang janda memilih tetap menjanda untuk fokus merawat anak-anaknya juga seorang janda yang memilih menikah lagi untuk berbakti pada suaminya.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: Agama > Hadits
Depositing User: Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id
Date Deposited: 01 Apr 2024 20:24
Last Modified: 01 Apr 2024 20:24
URI: http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/20369

Actions (login required)

View Item View Item