Lutfi, Rifqi (2024) Pola Integrasi Kultur Pesantren Pada Pengembangan Kurikulum Sekolah (Studi Kasus SMA Islam Plus Bina Insani Susukan Kabupaten Semarang) Tahun 2024. Other thesis, IAIN SALATIGA.
Text
1. COVER.pdf Download (1MB) |
|
Text
1. COVER.pdf Download (1MB) |
|
Text
1. COVER.pdf Download (1MB) |
|
Text
TESIS FULL_compressed.pdf Download (1MB) |
|
Text
TESIS FULL_compressed.pdf Download (1MB) |
|
Text
TESIS FULL_compressed.pdf Download (1MB) |
Abstract
ABSTRAK Rifqi Lutfi. Pola Integrasi Kultur Pesantren Pada Pengembangan Kurikulum Sekolah (Studi Kasus SMA Islam Plus Bina Insani Susukan Kabupaten Semarang). 2024. Pendidikan Agama Islam, Progam Pascasarjana UIN Salatiga Pembimbing: Prof. Dr. Imam Sutomo,M.Ag. Perkembangan pendidikan pesantren saat ini begitu menjanjikan, meskipun antara satu pesantren dengan pesantren lainnya memiliki model yang berbeda, namun hampir mayoritas pesantren sudah mengadopsi dan menerapkan kurikulum pendidikan formal dalam bentuk sekolah (madrasah), atau bahkan perguruan tinggi. Sekolah dan pondok pesantren merupakan dua institusi pendidikan yang masing-masing memiliki keunggulan dan karakteristik yang berbeda satu sama lain. Kurikulum adalah bagian yang penting dalam tercapainya tujuan pendidikan. Integrasi kultur pondok pesantren ke dalam kurikulum formal adalah upaya menjaga tradisi lama yang baik dan mengambil sesuatu yang baru dan dianggap lebih baik. Penulis menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis data kualitatif dengan prosedur mengumpulkan, mereduksi data, menyajikan data, dan mengambil kesimpulan yang kemudian diverifikasi. Temuan hasil penelitian: (1) Pengembangan kurikulum di SMA Islam Plus Bina Insani Susukan mengikuti model pengembangan topdown/administratif. (2) Integrasi kultur pesantren pada pengembangan kurikulum di SMA Bina Insani Susukan dilakukan dengan; Integrasi Nilai esesial pesantren pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan visi misi sekolah, Penambahan Mata Pelajaran Bahasa Arab, Pemilihan ekstrakurikuler keagamaan, Living Sunah, dan penghargaan perbedaan individu (3) Faktor penghambat internal; perbedaan ide antarguru. Eksternal; interaksi peserta didik dengan masyarakat sekitar. Faktor pendukung internal; Lembaga pendidikan formal dan pesantren yang berada dalam satu yayasan, 70-75 persen tenaga kependidikan sudah memahami masalah integrasi kultur pesantren, peserta didik juga merupakan santri, pembiayaan yang memadai. Faktor pendukung eksternal; Wali peserta didik mendukung, pengawas sekolah mendukung langkah kebijakan sekolah selama baik untuk peserta didik. Kata kunci: pola integrasi, kultur pesantren, pengembangan kurikulum
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | Agama > Pendidikan dan pemikiran Islam |
Depositing User: | Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id |
Date Deposited: | 08 Jul 2024 17:18 |
Last Modified: | 08 Jul 2024 17:18 |
URI: | http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/21048 |
Actions (login required)
View Item |