FENOMENA JAMURO DAN TOLERANSI BERAGAMA DI KOTA SOLO

Mu`in,M.Ag., Drs. Taufiqul (2025) FENOMENA JAMURO DAN TOLERANSI BERAGAMA DI KOTA SOLO. UNSPECIFIED.

[img] Text
DRAF BUKU_Fenomena Jamuro_Taufiqul Muin.pdf

Download (928kB)
[img] Text
DRAF BUKU_Fenomena Jamuro_ Taufiqul Muin.pdf

Download (928kB)

Abstract

Keragaman yang dimiliki Indonesia bukan hanya dalam aspek budaya, namun juga dalam aspek beragama. Negara Indonesia sendiri mengakui adanya enam agama, yaitu Islam, Katholik, Kristen, Hindu, Budha dan Konghuchu. Untuk menjaga eksistensi, Agama-agama tersebut membentuk sebuah perkumpulan atau sebuah organisasi yang biasa disebut organisasi keagamaan. Salah satu pergerakan Islam yang berkembang di Indonesia khususnya Surakarta dan sekitarnya adalah Jamuro. Jamuro atau Jama’ah Muji Rosul merupakan majelis yang didirikan oleh KH Abdul Karim Al-Hafidz, pengasuh Pondok Pesantren Al-Qurani Mangkuyudan Surakarta dan KH Ibrahim Asfari, pada 21 April 2005. Pendirian Jamuro bertujuan untuk menumbuhkan kembali tradisi Aswaja. Tradisi itu antara lain Barzanji, selawatan, dan Diba'an. Tradisi tersebut mengalami kepunahan karena adanya pengaruh budaya Barat modern pada generasi muda Islam Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba mengidentifikasi terkait sejarah dan perkembangan Jamuro di Surakarta, bagaimana peran Jamuro dalam membina toleransi beragama dari berbagai penganut aliran agama di Surakarta, dan bagaimana persepsi dan harapan masyarakat terhadap Jamuro di masa mendatang. Dari hasil penelitian ini didapati bahwa Di tengah kehidupan kota Surakarta yang memiliki pluralitas agama yang tinggi, Jamuro menjadi sebuah komunitas yang menjunjung nilai Toleransi yang tinggi pula. Hal ini terlihat dari kesepadanan tujuan dari Jamura dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol). Kehadiran Jamuro mampu mewujudkan adanya Kondusifitas Kota Surakarta yang Berlandaskan Pada Nilai-Nilai Agama, Budaya dan Cinta Tanah Air. Toleransi ini terwujud karena adanya prinsip Aswaja yang dianut oleh Jamuro. Prinsip Aswaja merupakan penyeimbang dari Gerakan puritanis MTA yang merupakan organisasi sosial yang dengan berbagai organ yang dimilikinya bergerak secara sistematis, terstruktur, dan tanpa kompromis dalam berdakwah. Dampak Jamuro terhadap kehidupan masyarakat terlihat dari dari adanya dampak sosial dan dampak ekonomi. Dampak Sosial Jamuro ialah mampu berempati dengan unsur budaya tradisional Islam. Hal ini dibuktikan dengan adanya ceramah mimbar seusai bershalawat yang berupa nasehat-nasehat yang sesuai dengan etika serta perilaku yang baik di dalam masyarakat.Dampak Ekonomis berupa peningkatan pemasukan masyarakat sekitar setiap diadakan kegiatan Jamuro

Item Type: Book
Subjects: Agama > Pendidikan dan pemikiran Islam
Depositing User: Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id
Date Deposited: 25 Jan 2025 16:01
Last Modified: 25 Jan 2025 16:01
URI: http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/22955

Actions (login required)

View Item View Item