Fristama, Bondan Bhakti (2025) MAKNA SIMBOLIK SLAMETAN DALAM TRADISI PUDUNAN DI DESA DEREKAN KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG (PERSPEKTIF HERMENEUTIKA). Other thesis, IAIN SALATIGA.
![]() |
Text
SKRIPSI FINAL ( 15 Juni 2025).pdf Download (2MB) |
![]() |
Text
SKRIPSI FINAL ( 15 Juni 2025).pdf Download (2MB) |
![]() |
Text
SKRIPSI FINAL ( 15 Juni 2025).pdf Download (2MB) |
![]() |
Text
SKRIPSI FINAL ( 15 Juni 2025).pdf Download (2MB) |
![]() |
Text
SKRIPSI FINAL ( 15 Juni 2025).pdf Download (2MB) |
![]() |
Text
SKRIPSI FINAL ( 15 Juni 2025).pdf Download (2MB) |
![]() |
Text
SKRIPSI FINAL ( 15 Juni 2025).pdf Download (2MB) |
Abstract
Fristama, Bondan Bhakti 2025. Makna Simbolik Slametan Dalam Tradisi Pudunan Di Desa Derekan Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang (Perspektif Hermeneutika). Skripsi, Salatiga: Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Universitas Negeri Salatiga. Pembimbing: Kata Kunci: Makna Simbolik, Slametan, Tradisi Pudunan, Perspektif Hermeneutika. Tujuan dari penelitian ini: (1) Mengidentifikasi makna simbolik slametan yang terkandung dalam tradisi Pudunan di desa Derekan kecamatan Pringapus kabupaten Semarang. (2) Menganalisis interpretasikan makna simbolik dari slametan dalam tradisi Pudunan di desa Derekan kecamatan Pringapus kabupaten Semarang dengen prespektif Hermeneutika. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan teknis pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Perolehan data dari sumber primer berupa hasil wawancara dari Pemerintah Desa Derekan, tokoh masyarakat dan masyarakat desa Derekan. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan uji keabsahan data menggunakan metode triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna simbolik dalam tradisi Pudunan. (1) Unsur manusia sebagai hamba Allah, doa sebagai bentuk ritual, tempat sebagai ruang spiritual dan sosial, serta makanan sebagai simbol pesan religius, seperti apem (afwan: puasalah), pasung (fasum: puasalah), pisang (gada’: besok), dan ketan (khatoan: kesalahan)—yang menandakan ajakan untuk bertaubat dan berpuasa. (2) Masyarakat memaknai Pudunan sebagai fenomena religius dan budaya: secara fisik sebagai slametan, secara sosial sebagai nilai kebersamaan, dan secara spiritual sebagai hubungan dengan Tuhan dan sesama. Tradisi ini menjadi simbol syukur, ketakwaan, penghormatan leluhur, serta sarana pengikat sosial yang penting untuk dilestarikan.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | Agama > Kebudayaan Islam |
Depositing User: | Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id |
Date Deposited: | 23 Jun 2025 15:01 |
Last Modified: | 23 Jun 2025 15:01 |
URI: | http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/24212 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |