Kanjeng Raden Tumenggung Ario (KRTA) Soemodilogo: Bupati Menoreh dalam Kemelut Perang Jawa, 1825-1830

Khofsoh, Nabila Kharitsah (2025) Kanjeng Raden Tumenggung Ario (KRTA) Soemodilogo: Bupati Menoreh dalam Kemelut Perang Jawa, 1825-1830. Other thesis, IAIN SALATIGA.

[img] Text
SKRIPSI Revisi Jilid.pdf

Download (2MB)
[img] Text
SKRIPSI Revisi Jilid.pdf

Download (2MB)
[img] Text
SKRIPSI Revisi Jilid.pdf

Download (2MB)
[img] Text
SKRIPSI Revisi Jilid Nabila.pdf

Download (2MB)
[img] Text
SKRIPSI Revisi Jilid Nabila.pdf

Download (2MB)
[img] Text
SKRIPSI Revisi Jilid Nabila.pdf

Download (2MB)
[img] Text
SKRIPSI Revisi Jilid Nabila.pdf

Download (2MB)
[img] Text
SKRIPSI Revisi Jilid Nabila.pdf

Download (2MB)
[img] Text
SKRIPSI Revisi Jilid Nabila.pdf

Download (2MB)

Abstract

Khofsoh, Nabila Kharitsah. 2025. Kanjeng Raden Tumenggung Ario (KRTA) Soemodilogo: Bupati Menoreh dalam Kemelut Perang Jawa, 1825-1830. Skripsi. Universitas Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Panish Dhbi Salam, M. A. Perang Jawa atau yang disebut juga Perang Diponegoro adalah salah satu perang besar yang terjadi pada tahun 1825-1830. Perang antara pihak Diponegoro dengan pihak Belanda ini terjadi di hampir sebagian Pulau Jawa terutama di wilayah-wilayah penting di masa itu. Wilayah seperti ini salah satunya adalah Karesidenan Kedu yang dikenal atas kesuburan tanahnya. Ketika Perang Jawa berlangsung di wilayah ini, terdapat seorang bupati pribumi yang cukup disorot karena keterlibatannya hingga dituliskan oleh Diponegoro di babadnya. Ia adalah Bupati Menoreh bernama Kanjeng Raden Tumenggung Ario (KRTA) Soemodilogo. Dikabarkan bahwa ia juga tewas dalam peperangan tersebut yang kemudian membuat daerah pemerintahannya jatuh di tangan pasukan Diponegoro. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sejarah. Metode ini terdiri dari empat tahapan diantaranya: 1) Heuristik (pengumpulan sumber); 2) Kritik sumber; 3) Interpretasi (penafsiran); dan 4) Historiografi (penulisan). Sementara dalam analisa berdasarkan sumber-sumber yang telah terkumpul, peneliti menggunakan teori biografi dan peran serta pendekatan sosial-ekonomi. Berdasarkan hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sejak kedatangan Inggris dan penguasaan Belanda yang kedua kalinya, penduduk Karesidenan Kedu telah banyak mengalami tekanan ekonomi akibat beratnya pajak dan kerja wajib yang dibebankan. Berawal dari sinilah kemudian timbul penyimpangan akibat banyaknya tuntutan fiskal sehingga tingkat kriminalitas semakin meningkat. Banyak para petani maupun rakyat yang memutuskan untuk bergabung maupun bekerja sama dengan para bandit. Pada masa Perang Jawa, sebagian dari para bandit ini bergabung dengan pemberontakan dan melakukan penyerangan ke beberapa tempat. Kanjeng Raden Tumenggung Ario (KRTA) Soemodilogo yang semenjak awal penunjukannya sebagai Bupati Menoreh telah sadar akan banyaknya aktivitas bandit berinisiatif untuk mengajukan permohonan untuk perlindungan wilayah. Kemudian ketika para bandit ini melakukan penyerangan, ia mengambil posisi yang berlawanan dengan para bandit yang tergabung dengan pasukan Diponegoro. Ia sebelumnya juga telah mendapatkan perintah untuk melindungi wilayah Karesidenan Kedu dari penyerangan yang nantinya mungkin akan dilancarkan oleh pasukan Diponegoro. Namun, pada akhirnya ketika terjadi pertempuran di Parakan, Soemodilogo harus merelakan nyawanya karena ia tewas di tangan temannya sendiri yang tergabung di pasukan Diponegoro sehingga tidak lama setelahnya Parakan dapat dengan cepat berada dalam kekuasaan Diponegoro. Kata Kunci: Kanjeng Raden Tumenggung Ario (KRTA) Soemodilogo, Bupati Menoreh, Perang Jawa.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: Biografi dan Sejarah
Depositing User: Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id
Date Deposited: 23 Jun 2025 18:40
Last Modified: 23 Jun 2025 18:40
URI: http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/24246

Actions (login required)

View Item View Item