Afriansyah, Muhammad Reynaldi (2025) PENYALAHGUNAAN KARTU ANJUNGAN TUNAI MANDIRI OLEH KREDITUR SEBAGAI WANPRESTASI DALAM JAMINAN UTANG PIUTANG PERSPEKTIF KUH PERDATA. Other thesis, IAIN SALATIGA.
![]() |
Text
Reynaldi Alfiyanto NEW (1).pdf Download (1MB) |
Abstract
friansyah, Muhammad Reynaldi. 2025. Penyalahgunaan Kartu Anjungan Tunai Mandiri Oleh Kreditur Sebagai Wanprestasi Dalam Jaminan Utang Perspektif Kuh Perdata" (Studi Kasus Di Desa Sindangmulya Kapubaten Bekasi). Program Studi Hukum Ekonomi Syari’ah Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga. Pembimbing Muhammad Taufiq Zam Zami, M.A. Kata Kunci: Utang Piutang, Kartu ATM, Wanprestasi, KUH Perdata Utang merupakan transaksi yang melibatkan pemberian sesuatu yang halal kepada pihak lain dengan kewajiban untuk mengembalikannya secara utuh. Dalam Islam, utang dianggap sebagai bentuk kerja sama yang bernilai pahala. Seiring dengan perkembangan teknologi dan inovasi keuangan, muncul berbagai metode baru dalam transaksi utang, salah satunya adalah penggunaan kartu ATM sebagai jaminan. Praktik ini semakin populer karena kemudahan dan efisiensinya, namun menimbulkan berbagai permasalahan hukum. Bagaimana praktik penyalahgunaan kartu ATM sebagai wanprestasi jaminan utang di Desa Sindangmulya Kabupaten Bekasi dan Bagaimana praktik penyalahgunaan kartu atm sebagai wanprestasi jaminan utang di Desa Sindangmulya Kabupaten Bekasi perspektif KUH Perdata. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian yang diteliti merupakan penelitian Hukum Non Doktrinal, penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis Sosiologis. Dalam menggali datanya peneliti melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi terperinci terhadap objek hukum dan menghubungkan respon atau reaksi masyarakat terhadapnya, dengan objek penelitiannya adalah masyarakat Desa Sindangmulya Kabupaten Bekasi yang melakukan jaminan utang dengan kartu ATM. Praktik perjanjian utang piutang dengan jaminan kartu ATM di Desa Sindangmulya mencerminkan pelanggaran terhadap beberapa asas dasar hukum perjanjian, seperti asas kebebasan berkontrak, asas konsensualisme, asas kekuatan mengikat, dan asas itikad baik. Meskipun hukum perjanjian memberikan keleluasaan kepada para pihak untuk membuat kesepakatan sepanjang tidak melanggar hukum, dalam praktiknya, ijab kabul yang hanya dilakukan secara lisan tanpa bukti tertulis telah menimbulkan celah penyimpangan. Hal ini terlihat dari tindakan kreditur yang menarik uang lebih dari yang disepakati, yang melanggar kesepakatan dan menimbulkan kerugian pada pihak debitur. Pelanggaran ini menunjukkan bahwa perjanjian yang lemah secara formal dan tidak didasarkan pada itikad baik berpotensi melanggar hukum dan merugikan salah satu pihak. Asas kekuatan mengikat dan asas itikad baik seharusnya menjamin bahwa isi perjanjian dihormati dan dilaksanakan dengan jujur serta sesuai kepatutan. Namun dalam kasus ini, tindakan sewenang-wenang dari kreditur mencerminkan penyalahgunaan posisi yang lebih kuat dan ketidakpatuhan terhadap ketentuan hukum perdata. Oleh karena itu, praktik semacam ini seharusnya mendapat perhatian serius agar tidak menimbulkan ketidakpastian hukum di masyarakat.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | Agama > Fiqih (Hukum Islam) |
Depositing User: | Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id |
Date Deposited: | 26 Jun 2025 17:48 |
Last Modified: | 26 Jun 2025 17:48 |
URI: | http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/24400 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |