TAKFIRI DALAM AL-QUR’AN (Analisis QS. An-Nisā’ [4]: 94 Pendekatan Hermeneutika Double Movement Fazlur Rahman)

Hanif, Irfan (2025) TAKFIRI DALAM AL-QUR’AN (Analisis QS. An-Nisā’ [4]: 94 Pendekatan Hermeneutika Double Movement Fazlur Rahman). Other thesis, IAIN SALATIGA.

[img] Text
Irfan Hanif - 53020210113 - TAKFIRI DALAM AL-QUR’AN (Analisis QS. An-Nis?’ [4] 94 Pendekatan Hermeneutika Double Movement Fazlur Rahman) tanpa bab 3&4.pdf

Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini berjudul “Takfiri dalam Al-Qur’an (Analisis QS. an-Nisā’ [4]: 94 Pendekatan Hermeneutika Double Movement Fazlur Rahman)”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian kepustakaan untuk mengkaji fenomena takfiri, yaitu praktik mengkafirkan sesama Muslim baik secara eksplisit maupun simbolik. Fokus penelitian ini adalah menggali nilai moral universal dari QS. an-Nisā’ [4]: 94 yang melarang tuduhan kekafiran tanpa verifikasi, serta relevansinya dengan fenomena takfiri di era modern. Tujuan penelitian ini adalah memahami fenomena takfiri dari perspektif historis dan kontemporer, serta menemukan prinsip moral Qur’ani yang dapat menjadi dasar pencegahannya. Analisis dilakukan melalui dua gerakan hermeneutika Fazlur Rahman. Pertama, mengidentifikasi dan menganalisis konteks historis turunnya QS. an-Nisā’ [4]: 94 serta prinsip moral yang terkandung di dalamnya, yaitu perintah tabayyun dan larangan menghakimi keimanan. Kedua, menggeneralisasi nilai moral tersebut dan mengaktualisasikannya dalam konteks sosial-kultural kontemporer, khususnya fenomena takfiri di era digital. QS. al-Ḥujurāt [49]: 11 juga dianalisis untuk menunjukkan dimensi moral larangan takfiri simbolik yang melengkapi dimensi hukum-teologis QS. an-Nisā’ [4]: 94. Sumber primer penelitian ini adalah Al-Qur’an, khususnya kedua ayat tersebut, tafsir klasik dan kontemporer, serta karya Fazlur Rahman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fenomena takfiri berakar dari sejarah awal Islam, seperti gerakan Khawarij, dan berkembang menjadi praktik pengafiran simbolik melalui pelabelan negatif terhadap sesama Muslim tanpa dasar yang sah. Nilai moral yang terkandung dalam QS. an-Nisā’ [4]: 94, yakni perintah tabayyun dan larangan menghakimi keimanan, menjadi pedoman etis yang relevan untuk mencegah praktik takfiri di era modern. Prinsip ini jika diimplementasikan dapat membentuk narasi keagamaan yang inklusif, memperkuat moderasi beragama, serta menjaga persatuan umat Islam di tengah tantangan polarisasi dan radikalisme berbasis agama. Kata kunci: Takfiri, Hermeneutika Double Movement, QS. an-Nisā’ [4]: 94.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: Agama > Alqur'an
Depositing User: Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id
Date Deposited: 06 Oct 2025 06:24
Last Modified: 06 Oct 2025 06:24
URI: http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/25025

Actions (login required)

View Item View Item