Khusna, Nadiyatul (2025) Perkembangan Batik Rifa'iyah di Desa Kalipucang Wetan, Batang (1991-2009). Other thesis, IAIN SALATIGA.
![]() |
Text
Nadiyatul Khusna_53010210101_Perkembangan Batik Rifa'iyah di Desa Kalipucang Wetan, Batang (1991-2009).pdf Download (2MB) |
Abstract
Nadiyatul Khusna. 2025. Perkembangan Batik Rifa’iyah di Desa Kalipucang Wetan, Batang Pada Tahun 1991-2009. Skripsi. Jurusan Sejarah Peradaban Islam Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora. Universitas Islam Negeri Salatiga. 2025. Pembimbing: Dr. Sutrisna, S.Ag., M.Pd. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sejarah Batik Rifa’iyah di Desa Kalipucang Wetan, Kecamatan Batang, memahami makna dan filosofi yang terkandung dalam setiap ragam hias batiknya, serta menganalisis perkembangan Batik Rifa’iyah pada tahun 1991 hingga 2009 beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Batik Rifa’iyah merupakan salah satu ekspresi budaya lokal yang dilandasi nilai-nilai spiritual dan ajaran Islam dari KH. Ahmad Rifa’i. Penelitian ini berusaha menunjukkan bahwa batik tersebut tidak hanya sebagai produk kerajinan tradisional, tetapi juga sebagai bentuk media dakwah, simbol identitas komunitas, serta warisan budaya yang hidup dalam masyarakat Rifa’iyah. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat tahapan: heuristik (pengumpulan sumber primer dan sekunder), kritik sumber (internal dan eksternal), interpretasi, dan historiografi. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dengan tokoh-tokoh lokal seperti pembatik senior, ketua KUB (Kelompok Usaha Bersama), dan kepala desa. Sumber sekunder diperoleh dari buku, skripsi, jurnal, serta dokumentasi foto batik. Dalam tahap interpretasi, peneliti menafsirkan bahwa batik Rifa’iyah memiliki hubungan erat dengan kitab Tarjumah dan kitab Abyanul Hawaij, yang menjadikan motif batik tidak hanya estetis, tetapi juga spiritual. Dalam historiografi, data disusun secara kronologis mulai dari akar sejarah, nilai filosofis, hingga perubahan sosial ekonomi komunitas pembatik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Batik Rifa’iyah berawal dari tradisi komunitas tertutup yang memproduksi batik sebagai wujud syiar ajaran Islam. Motif batik Rifa’iyah menghindari penggambaran makhluk hidup secara utuh, sebagai bentuk kepatuhan terhadap ajaran agama. Filosofi dari beberapa motif seperti Pelo Ati, Dapel, dan Romo Gendong mengandung pesan moral tentang kesabaran, keikhlasan, dan keseimbangan hidup. Pada periode 1991–2009, batik ini mengalami kemajuan signifikan. Tahun 1991 Batik Rifa’iyah sebagai organisasi kemasyarakatan islam awal mula dibentuk, diperkuat dengan dukungan pemerintah daerah serta pengakuan UNESCO pada tahun 2009 yang secara tidak langsung mengangkat posisi Batik Rifa’iyah sebagai bagian dari warisan budaya nasional. Namun demikian, tantangan regenerasi dan komersialisasi tetap menjadi fokus utama pelestariannya. Kata Kunci: Perkembangan, Batik Rifa’iyah, Kalipucang Wetan
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | Agama > Kebudayaan Islam |
Depositing User: | Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id |
Date Deposited: | 06 Oct 2025 15:39 |
Last Modified: | 06 Oct 2025 15:39 |
URI: | http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/25032 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |