SA'ADAH, LAELI IFA (2025) ISTRI SEBAGAI PEKERJA MIGRAN PERSPEKTIF TEORI KONSTRUKSI SOSIALDAN KHI (STUDI KASUSDIDESAJANGRANA KECAMATANKESUGIHAN KABUPATEN CILACAP). Other thesis, IAIN SALATIGA.
|
Text
Skripsi_laeli ifa sa’adah.pdf Download (2MB) |
Abstract
Sa’adah, Laeli Ifa. 2025. Istri Sebagai Pekerja Migran Perspektif Teori Konstruksi Sosial dan KHI (Studi Kasus di Desa Jangrana Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap). Skripsi. Fakultas Syari’ah. Program Studi Hukum Keluarga Islam. Universitas Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Muhtamiroh, M.S.I Kata Kunci: Istri, Pekerja Migran, Nafkah, Teori Konstruksi Sosial, KHI. Istri sebagai pekerja migran merupakan seseorang yang berpindah dari lokasi asal ke lokasi lain dan bekerja dalam waktu yang cukup lama. Seperti yang dilakukan oleh 3 (tiga) orang istri di Desa Jangrana Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap. Fokus penelitian ini untuk mengetahui latar belakang istri sebagai pekerja migran perspektif teori konstruksi sosial dan KHI di Desa Jangrana Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif, menggunakan pendekatan yuridis sosiologis dan diperkuat menggunakan pendekatan triangulasi sumber. Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara mendalam atau indepth interview dan dokumentasi kepada informan. Selain itu, untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam peneliti mencari objek informasi berupa sumber data primer dan skunder. Sedangkan hasil data yang didapatkan dianalisis menggunakan kerangka teoritik yang sudah peneliti susun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latar belakang istri sebagi pekerja migran dilatar belakangi oleh tuntutan ekonomi, pendidikan rendah, mata pencaharian rendah, lahan industri kecil, dan kebiasaan masyarakat. Menurut teori konstruksi sosial Peter L Berger, istri sebagai pekerja migran terbentuk melalui tiga proses dialektika yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Untuk pendidikan rendah, dan mata pencaharian rendah, masuk kedalam eksternalisasi, kemudian untuk latar belakang kebiasaan masyarakat masuk kedalam objektivasi, daan untuk tuntutan ekonomi masuk kedalam internalisasi. Sedangkan menurut KHI, kewajiban mencari nafkah berada pada suami. Namun, dalam praktiknya, ketika suami tidak mampu atau tidak cukup memenuhi kebutuhan keluarga, istri dapat mengambil peran tersebut tanpa menghapus kewajiban suami. KHI juga menekankan pentingnya kesepakatan dan kerelaan dalam pembagian peran ini agar tidak menimbulkan ketimpangan relasi dalam rumah tangga.
| Item Type: | Thesis (Other) |
|---|---|
| Subjects: | Agama > Fiqih (Hukum Islam) |
| Depositing User: | Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id |
| Date Deposited: | 06 Oct 2025 18:46 |
| Last Modified: | 06 Oct 2025 18:46 |
| URI: | http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/25051 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
