Pratiwi, Galih (2025) Domestikasi Perempuan dalam QS. Al-Aḥzāb: 33 (Studi Komparasi Pemikiran Amina Wadud dan Zaitunah Subhan). Other thesis, IAIN SALATIGA.
![]() |
Text
Galih Pratiwi-53020210062-Domestikasi Perempuan dalam QS. Al-Ahzab (Studi Komparasi Pemikiran Amina Wadud dan Zaitunah Subhan)-halaman.pdf Download (1MB) |
![]() |
Text
Galih Pratiwi-53020210062-Domestikasi Perempuan dalam QS. Al-Ahzab (Studi Komparasi Pemikiran Amina Wadud dan Zaitunah Subhan)-halaman.pdf Download (1MB) |
![]() |
Text
Galih Pratiwi-53020210062-Domestikasi Perempuan dalam QS. Al-Ahzab (Studi Komparasi Pemikiran Amina Wadud dan Zaitunah Subhan)-halaman.pdf Download (1MB) |
Abstract
Penafsiran terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan perempuan seringkali mengalami reduksi makna karena dominasi penafsir laki-laki dan budaya patriarki yang kuat. Salah satu ayat yang sering dijadikan legitimasi untuk membatasi perempuan dalam ranah domestik adalah QS. Al-Aḥzāb: 33. Ayat ini memuat seruan agar perempuan tetap di rumah dan tidak bertabaruj seperti perempuan jahiliyah. Tafsir tradisional terhadap ayat ini kerap dipahami sebagai bentuk pembatasan perempuan dari ruang publik. Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan penafsiran Amina Wadud dan Zaitunah Subhan terhadap ayat tersebut dalam konteks domestikasi perempuan. Penulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kepustakaan (library research), dan pengumpulan datanya menggunakan studi dokumentasi. Adapun analisis dilakukan dengan menggunakan metode komparasi dengan menggunakan dasar teori hermeneutika double movement untuk melihat dasar hal yang diperbandingkan antara Amina Wadud dan Zaitunah Subhan. Hasil penulisan menunjukkan bahwa Amina Wadud dan Zaitunah Subhan memiliki persamaan dalam menolak tafsir domestikasi perempuan dan sama-sama menekankan pentingnya pembacaan kontekstual dan keadilan gender dalam memahami QS. Al-Aḥzāb: 33. Perbedaan keduanya terletak pada pendekatan dan gaya penyampaian: Amina Wadud menggunakan pendekatan hermeneutika feminis, sedangkan Zaitunah Subhan menggunakan metode maudhu,i. Keduanya menegaskan bahwa ayat tersebut bersifat kontekstual untuk istri-istri Nabi dan tidak dapat dijadikan dasar pelarangan aktivitas publik bagi seluruh perempuan Muslim. Mereka berpendapat bahwa perempuan tidak dibatasi ruang geraknya hanya pada sektor domestik. Amina Wadud dalam penafsirannya bertujuan untuk membuat interpretasi Al-Qur’an yang lebih adil gender, sedangkan Zaitunah Subhan memberikan gagasan kemitrasejajaran dalam hubungan antara suami dan istri, ia juga menekankan perbedaan antara kodrat (menstruasi, hamil, mengandung dan menyusui) dan gender. Dalam hal ini keduanya sepakat bahwa perempuan diperbolehkan beraktifitas di luar ranah domestik selama mereka tetap menjaga kehormatannya dan hal ini juga berlaku tidak hanya bagi perempuan tetapi juga laki-laki.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | Agama > Alqur'an |
Depositing User: | Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id |
Date Deposited: | 09 Oct 2025 17:36 |
Last Modified: | 09 Oct 2025 17:36 |
URI: | http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/25217 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |