Khoiriyah, Himatul (2025) PONDOK SEPUH PAYAMAN: PENGUATAN KEISLAMAN OLEH K.H. SIRADJ ABDURROSYID BAGI WARGA LANSIA PAYAMAN SECANG MAGELANG TAHUN 1947-1959. Other thesis, IAIN SALATIGA.
| ![[img]](http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/style/images/fileicons/text.png) | Text Himatul Khoiriyah_53010210152_PONDOK SEPUH PAYAMAN PENGUATAN KEISLAMAN OLEH K.H. SIRADJ ABDURROSYID BAGI WARGA LANSIA PAYAMAN SECANG MAGELANG TAHUN 1947-1959.pdf Download (2MB) | 
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran K.H. Siradj Abdurrosyid dalam mendirikan dan mengembangkan Pondok sepuh Payaman, Secang, Magelang, sebagai pusat penguatan keislaman bagi warga lansia pada periode 1947–1959. Latar belakang penelitian ini tentang pondok pesantren khusus orang yang sudah lanjut usia yang jarang ditemukan dalam kepesantrenan di Indonesia. Pondok sepuh Payaman hadir sebagai wujud kepedulian seorang kiai karismatik terhadap kebutuhan spiritual warga yang sudah lanjut usia di tengah dinamika sosial-keagamaan pascakemerdekaan. Fokus penelitian diarahkan pada biografi K.H. Siradj, sejarah berdirinya pondok sepuh, serta kontribusi K.H. Siradj dalam membina kehidupan religius lansia hingga akhir hayatnya pada tahun 1959. Skripsi ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahapan yakni, heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Proses pengumpulan sumber menghadapi tantangan tersendiri karena keterbatasan ditemukannya sumber primer, sehingga penelusuran difokuskan pada sumber-sumber sekunder. Sumber penelitiani ini berupa literature jurnal, dan skripsi sebelumnya yang relevan. Proses verifikasi dilakukan melalui kritik internal dan eksternal untuk menjamin keabsahan sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejak tahun 1947 K.H. Siradj Abdurrosyid mendirikan Pondok Sepuh Payaman sebagai pusat pembinaan spiritual bagi warga lansia yang membutuhkan ketenangan batin pasca gejolak sosial-politik pasca kemerdekaan. Pada periode 1947–1950, K.H. Siradj fokus pada penanaman dasar-dasar keislaman melalui pengajian rutin, pembiasaan ibadah berjamaah, dan penguatan akhlak, terutama untuk menumbuhkan keteguhan iman di tengah situasi politik yang tidak menentu. Memasuki tahun 1951–1955, peran K.H. Siradj semakin berkembang dengan memperluas kegiatan keagamaan, termasuk pengajian kitab kuning, tahlilan, dan kegiatan sosial keagamaan yang mempererat solidaritas warga lansia dengan masyarakat sekitar. Pada periode akhir 1956–1959, K.H. Siradj menekankan pendalaman tasawuf dan bimbingan ruhani, yang tidak hanya membentuk karakter religius warga lansia, tetapi juga menjadikan Pondok sepuh sebagai ruang spiritual yang dihormati di kawasan Payaman. Puncaknya, hingga wafatnya pada tahun 1959, K.H. Siradj telah berhasil menanamkan nilai-nilai keislaman yang kuat dan berkelanjutan, yang kemudian diwariskan sebagai fondasi penguatan religiusitas bagi generasi berikutnya di Payaman. Kata Kunci: Peran, Kiai, Penguatan Keislaman, Lansia
| Item Type: | Thesis (Other) | 
|---|---|
| Subjects: | Agama > Sejarah Islam | 
| Depositing User: | Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id | 
| Date Deposited: | 24 Oct 2025 02:46 | 
| Last Modified: | 24 Oct 2025 02:46 | 
| URI: | http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/25771 | 
Actions (login required)
|  | View Item | 
 
        