PERCERAIAN AKIBAT PERBEDAAN ORGANISASI KEMASYARAKAT PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM ( Studi Keluarga RAS Dan SA )

Huda, Ahmad Fatikhu (2025) PERCERAIAN AKIBAT PERBEDAAN ORGANISASI KEMASYARAKAT PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM ( Studi Keluarga RAS Dan SA ). Other thesis, IAIN SALATIGA.

	Text SKRIPSI AHMAD FATIKHUL HUDA.pdf Download (1MB)
	Text SKRIPSI AHMAD FATIKHUL HUDA (2).pdf Download (1MB)

Abstract

ABSTRAK Huda Ahmad Fatikhul. 2025, Perceraian Akibat Perbedaan Organisasi kemasyarakatan Perspektif Hukum Positif Dan Hukum Islam Studi Keluarga RAS Dan SA. Skripsi. Fakultas Syari'ah Jurusan Hukum Keluarga Islam. Universitas Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: M. Yusuf Khummaini, S.HI., MH. Kata Kunci : Perceraian, Organisasi Kemasyarakatan, Hukum Positif, Hukum Islam. Perceraian merupakan akhir dari hubungan suami-istri dalam pernikahan, seperti yang terjadi di Desa Cukilan Kec. Suruh Kab. Semarang, berdasarkan wawancara peneliti dengan SA, seorang mantan istri, salah satu alasan perceraian adalah perbedaan organisasi masyarakat (ormas) yang diikuti oleh mantan suaminya, yaitu RAS, mantan suami berpindah dari organisasi Nahdlatul Ulama ke Ahmadiyyah. Perbedaan ini memicu konflik yang parah antara keduanya dan tidak dapat didamaikan oleh pihak keluarga hingga berujung perceraian. Hal ini menarik untuk di teliti karena perceraian tersebut dilatarbelakangi oleh perbedaan ormas, yang tidak secara eksplisit diatur dalam hukum Islam maupun hukum positif. Tujuan penelitian ini untuk menjawabnya pertanyaan yang di jadikan rumusan masalah yaitu : Bagaimana praktik perceraian akibat perbedaan organisasi kemasyarakat Nahdlatul Ulama dan Ahmadiyah di Desa Cukilan dan Bagaimana tinjauan hukum positif dan hukum Islam terhadap perceraian akibat perbedaan organisasi kemasyarakat Nahdlatul Ulama dan Ahmadiyah di Desa Cukilan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research) dilakukan di Desa Cukilan, Kecamatan, Suruh, Kabupaten, dan Kabupaten Semarang. Dengan metode yuridis sosiologis, yang menggabungkan analisis hukum dengan konteks sosial. Data yang digunakan berasal dari sumber data primer, yang terdiri dari wawancara langsung penulis dengan pelaku perceraian yang disebabkan oleh perbedaan ormas, yaitu SA (Mantan Istri) dan RAS (Mantan Suami), dan sumber data sekunder, yang terdiri dari foto catatan perkawinan dan foto akta perceraian. Analisis data kualitatif dilakukan dengan mengurangi data, menyajikan data, dan mengambil kesimpulan. Untuk menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik trianggulasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan praktik perceraian yang terjadi di Desa Cukilan, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang antara SA dan RAS dilatarbelakangi oleh perbedaan organisasi kemasyarakatan, yaitu NU dan Ahmadiyah hingga menimbulkan konflik berkepanjangan yang tidak terselesaikan meskipun telah dilakukan mediasi keluarga. Oleh karena itu, Perceraian dianggap sebagai solusi yang adil untuk melindungi hak-hak kedua belah pihak dan mencegah dampak buruk yang lebih besar. Menurut hukum Islam perceraian diperbolehkan seperti yang terjadi pada SA dan RAS yang memilih bercerai dikarenakan perselisihan yang tidak menemukan jalan keluarga yang sebab utama nya karena perbedaan organisasi kemasyarakatan karena menurut hukum Islam salah satu kondisi di mana perceraian menjadi wajib adalah ketika terjadi perselisihan (shiqāq) antara suami istri secara terus menerus dan tidak dapat diselesaikan melalui dua orang hakam (mediator). Kemudian menurut perspektif hukum positif, khususnya berdasarkan Pasal 116 Kompilasi Hukum Islam (KHI) dan Pasal 39 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Jo PP No. 9 tahun 1975 pasal 19 tentang Perkawinan, perceraian yang terjadi antara SA dan RAS ini dapat dibenarkan dan sah secara hukum karena adanya pertengkaran dan perselisihan yang berlanjut tanpa adanya harapan hidup rukun kembali dalam rumah tangga mereka.

Actions (login required)

View Item