Reinterpretasi Lafadz Muhsonat dalam Q.S. Al-Maidah:5 Perspektif Qira’ah Mubadalah Karya Faqihuddin abdul Kodir

QONITAH, ULYA (2025) Reinterpretasi Lafadz Muhsonat dalam Q.S. Al-Maidah:5 Perspektif Qira’ah Mubadalah Karya Faqihuddin abdul Kodir. Other thesis, IAIN SALATIGA.

[img] Text
SKRIPSI_ULYA QONITAH.pdf

Download (743kB)

Abstract

Penelitian ini mengkaji ulang makna Lafadz muḥṣanāt dalam Q.S. Al-Māidah ayat 5 dengan menggunakan pendekatan Qira’ah Mubadalah karya Faqihuddin Abdul Kodir. Ayat tersebut sering dijadikan dasar hukum kebolehan pernikahan antara laki-laki Muslim dan perempuan Ahli Kitab, namun pemahaman klasik umumnya bersifat normatif dan patriarkal karena menempatkan laki-laki sebagai subjek hukum dan perempuan sebagai objek. Dalam konteks masyarakat kontemporer yang menjunjung kesetaraan gender dan pluralitas sosial, pendekatan penafsiran semacam itu perlu dikaji ulang agar nilai-nilai Al-Qur’an dapat diterapkan secara lebih adil dan humanis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan (library research). Sumber data primer terdiri atas kitab tafsir klasik seperti karya Al-Ṭabari, Al-Qurṭubi, dan Ibnu Katsir, serta tafsir kontemporer seperti Tafsir Al-Maraghi, Tafsir Al-Misbah, dan Fi Zhilal al-Qur’an karya Sayyid Qutb. Selain itu, buku Qira’ah Mubadalah: Tafsir Progresif untuk Keadilan Gender dalam Islam karya Faqihuddin Abdul Kodir dijadikan rujukan utama dalam menganalisis konsep kesalingan (mubadalah), keadilan (‘adl), kesetaraan (musāwah), dan kasih sayang (rahmah). Analisis dilakukan dengan pendekatan deskriptif-analitis yang berfokus pada reinterpretasi makna ayat dalam konteks relasi gender dan sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para mufasir klasik menafsirkan al-muḥṣanāt sebagai perempuan suci dan terjaga kehormatannya, dengan fokus pada legitimasi hukum pernikahan beda agama. Sementara itu, melalui pendekatan Qira’ah Mubadalah, Faqihuddin menafsirkan konsep muḥṣanāt secara timbal balik sehingga mencakup laki-laki dan perempuan sebagai subjek moral yang sama-sama dituntut menjaga kesucian dan tanggung jawab etis. Pembacaan mubadalah menggeser penekanan ayat dari aspek legalistik menuju pesan etis yang menekankan kesetaraan, kasih sayang, dan keadilan dalam relasi antar manusia. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pendekatan Qira’ah Mubadalah mampu menghadirkan tafsir yang lebih kontekstual terhadap Q.S. Al-Māidah ayat 5. Reinterpretasi terhadap istilah Lafadz muḥṣanāt tidak hanya memperkuat prinsip kesetaraan gender dalam Islam, tetapi juga menegaskan bahwa nilai moral Al-Qur’an bersifat universal, melampaui batas sosial dan jenis kelamin. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam pengembangan studi tafsir berperspektif gender di Indonesia dan memperkaya wacana pembaruan pemikiran Islam yang berkeadilan dan humanis. Kata Kunci: Qira’ah Mubadalah, Lafadz Muḥṣanāt, Q.S. Al-Māidah: 5

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: Agama > Alqur'an
Depositing User: Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id
Date Deposited: 29 Oct 2025 21:16
Last Modified: 29 Oct 2025 21:16
URI: http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/26144

Actions (login required)

View Item View Item