Hanandita, Dyah Tiara (2025) TREN “MARRIAGE IS SCARY” NARASI KETAKUTAN MENIKAH DI KONTEN MEDIA SOSIAL DALAM PERSPEKTIF PRINSIP PERKAWINAN ISLAM. Other thesis, IAIN SALATIGA.
|
Text
SKRIPSI_Dyah Tiara Hanandita_33010210103_HKI_UIN Salatiga.pdf Download (6MB) |
|
|
Text
SKRIPSI_Dyah Tiara Hanandita_33010210103_HKI_UIN Salatiga.pdf Download (6MB) |
Abstract
Fenomena "Marriage Is Scary" sebagai narasi ketakutan menikah yang berkembang di media sosial menunjukkan adanya perubahan pandangan generasi muda terhadap institusi pernikahan. Narasi ini berisi kekhawatiran tentang risiko rumah tangga seperti perceraian, konflik, dan tekanan ekonomi, yang memperkuat stigma negatif terhadap pernikahan. Dalam konteks hukum perkawinan Islam, ini menjadi tantangan serius karena pernikahan tidak hanya merupakan akad hukum tetapi juga ibadah yang bertujuan menciptakan ketenangan, kasih sayang, dan perjanjian suci antara suami dan istri. Pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: bagaimana tren Marriage Is Scary berkembang di media sosial dan bagaimana narasi tersebut dipandang dari prinsip-prinsip perkawinan Islam Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan normatif-empiris. Data primer dikumpulkan melalui observasi non-partisipatif dan dokumentasi isi konten digital dari berbagai platform media sosial seperti TikTok, Instagram, Twitter, dan YouTube yang aktif menyuarakan narasi Marriage Is Scary. Data sekunder berasal dari literatur hukum Islam, kitab tafsir, dan regulasi yang mengatur perkawinan dalam Islam dan hukum positif Indonesia. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik content analysis secara tematik, disertai triangulasi sumber dan teknik guna menjaga keabsahan dan validitas temuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tren Marriage Is Scary memang berkembang pesat sebagai konstruksi sosial di ruang digital, yang menimbulkan ketakutan ekonomi, relasional, psikologis, dan kehilangan kebebasan diri di kalangan generasi muda. Namun, dari perspektif prinsip perkawinan Islam seperti mitsaqan ghalizha, mu’asyarah bil ma’ruf, Zawaj, dan Niat Lillah ketakutan ini tidak berdasar secara normatif. Islam menempatkan pernikahan sebagai ikatan suci yang penuh tanggung jawab dan keberkahan, tidak hanya sebagai kontrak sosial tetapi sebagai ibadah yang harus dijalankan dengan keimanan dan kesiapan mental. Oleh karena itu, narasi negatif yang beredar perlu direspon melalui literasi hukum perkawinan Islam dan pendekatan edukatif, agar nilai-nilai luhur pernikahan tetap dipertahankan dan dipahami oleh masyarakat modern, khususnya generasi muda.
| Item Type: | Thesis (Other) |
|---|---|
| Subjects: | Agama > Fiqih (Hukum Islam) |
| Depositing User: | Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id |
| Date Deposited: | 12 Nov 2025 16:51 |
| Last Modified: | 12 Nov 2025 16:51 |
| URI: | http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/26389 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
