darussalam, muhammad rudy (2018) PERCERAIAN LANSIA (STUDI KASUS 3 PASANGAN LANSIA DI KOTA SALATIGA). Other thesis, IAIN SALATIGA.
Text
skripsi.pdf Download (3MB) |
Abstract
Rudy Darussalam, Muhammad. “Perceraian Lansia (Studi Kasus 3 Pasangan Lansia di Kota Salatiga”. Skripsi. Fakultas Syari’ah. Jurusan Hukum Keluarga Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing Dr. Ilyya Muhsin, S.HI., M. Si. Kata Kunci: Perceraian, Perceraian Lansia, Akibat Perceraian Penelitian ini berusaha mengungkap perceraian yang terjadi di Kota Salatiga yaitu perceraian lansia. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha mengungkap bagaimana perceraian lansia di Kota Salatiga secara detail. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah bagaimana bentuk dan proses perceraian lansia di Kota Salatiga? Apa saja faktor-faktor perceraian lansia? Serta bagaimana akibat perceraian lansia? Melalui penelitian kualitatif, peneliti berusaha untuk mengungkap fokus permasalahan di atas. Dengan metode tersebut dilakukan wawancara kepada beberapa narasumber sesuai dengan data yang dibutuhkan. Untuk mendukung penelitian ini, peneliti juga mencari sumber-sumber yang berkaitan dengan permasalahan tersebut. Peneliti juga akan menggunakan data serta dokumentasi yang ada. Dan untuk menguji hasil temuan data tersebut maka peneliti menganalisis data dengan menggunakan kerangka teoritik yang peneliti susun. Temuan penelitian ini menunjukan bahwa perceraian 3 pasangan lansia di Kota Salatiga terdiri dari dua bentuk yaitu cerai talak dan cerai gugat. Sedangkan untuk prosesnya berjalan sebagaiman proses sidang pada umumnya. Perceraian lansia di Kota Salatiga terjadi karena berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain ialah karena salah satu pihak meninggalkan selama tujuh tahun berturut-turut dan tidak diberi nafkah, kekerasan dalam rumah tangga, serta terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran. Akibat perceraian lansia di Kota Salatiga tidak jauh berbeda dengan perceraian pada umumnya, dimana suami memiliki tanggungan nafkah terhadap mantan isteri yang terdiri dari nafkah iddah dan nafkah mut’ah, tanggungan nafkah pemeliharaan anak, serta tanggungan harta bersama. Namun kewajiban nafkah iddah dan nafkah mut’ah tidak dilaksanakan karena dari pelaku cerai talak tidak sanggup untuk melaksankan kewajiban tersebut. Dan dalam penerapannya tanggungan nafkah pemeliharaan anak menjadi gugur terhadap perceraian lansia. Sedangkan tanggungan terhadap harta bersama tidak dibagi sebagaimana mestinya menurut KHI, namun dibagi secara musyawarah. Dilihat dalam perspetif sosiologis perceraian lansia berakibat berupa perubahan status dan peran,dimana seorang isteri menjadi janda dan seorang suami menjadi duda dan hidup sendiri. Sedangkan dilihat dalam perspektif psikologis perceraian lansia dilihat dari kondisi mental dan psikis,mereka merasa lebih bahagia dan lebih tenang menjalani hidup ketimbang sebelum bercerai.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | Agama > Fiqih (Hukum Islam) |
Divisions: | Fakultas Syariah > Hukum Keluarga Islam (Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah) |
Depositing User: | Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id |
Date Deposited: | 13 Mar 2019 04:17 |
Last Modified: | 13 Mar 2019 04:17 |
URI: | http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/5008 |
Actions (login required)
View Item |