ervian, Ervin (2021) Makna Filosofis Ritual Daur Hidup pada Masyarakat Adat Kampung Naga, Desa Neglasari, Kec Salawu Kabupaten Tasikmalaya. [UNSPECIFIED]
Full text not available from this repository.Abstract
Kampung Naga merupakan salah satu kampung adat yang masih menjaga dan mempertahankan tradisinya. Salah satunya yaitu prosesi ritual daur hidup manusia. Dalam prosesi ritual daur hidup tentu memiliki makna filosofis di dalamnya, hal ini akan menjadi sangat penting apabila manusia memahami isi kandungannya. Dengan ini penulis akan memberikan pemahaman tentang makna dalam ritual daur hidup dengan cara memberikan analisis interpretatif yang filosofis. Skripsi hasil dari penelitan lapangan dengan judul “Makna Filosofis Ritual Daur Hidup pada Masyarakat Adat Kampung Naga, Desa Neglasari, Kec. Salawu Kabupaten Tasikmalaya” dengan menggunakan metode kualitatif yakni pengumpulan data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi yang kemudian dianalisis dengan menggunakan metode interpretasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana prosesi dan makna filosofisnya dalam prosesi ritul daur hidup pada masyarakat kampung Naga. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa prosesi ritual daur hidup pada masyarakat kampung Naga memiliki lima masa diantaranya (1) masa kehamilan: selamatan tujuh bulanan, (2) masa kelahiran: nguburkeun bali, nurunkeun, nyukuran (3) masa khitanan/gusaran: bebersih, arak-arakkan keliling kampung, ngala beas, acara puncak, wawarian (4) masa perkawinan: neundeun omongan, ngalamar, ngeuyeuk seureuh, akad nikah, sawer, nincak endog, muka panto, sungkem, munjungan (5) masa kematian: ngamandian mayit, ngaboehan mayit, nyolatkeun mayit, nguburkeun mayit, nyusur taneuh. makna prosesi ritual daur hidup pada masyarakat kampung Naga tersebut memiliki keberagaman yang berbeda satu dengan yang lainnya. sedangkan secara filosofis ritual daur hidup pada masyarakat kampung Naga ini berhubungan dengan (1) aspek teologi metafisik, Manusia merupakan salah satu makhluk yang diwajibkan untuk selalu beribadah, mendekatkan diri serta memohon ampunan kepada-Nya. Allah memberikan manusia suatu kehidupan seperti kesenangan ataupun kesedihan. Dengan ini manusia harus selalu patuh, bersyukur, dan menghindari perbuatan-perbuatan tercela. (2) aspek antropologi, Manusia merupakan makhluk sosial yang dianjurkan untuk selalu menjalin hubungan yang baik serta kepedulian terhadap sesama, seperti menghormati, menghargai, dan tolong menolong supaya terhindar dari permasalahan kehidupan sosial. (3) etika, Berperilaku baik merupakan sikap yang diinginkan oleh manusia. Maka manusia harus selalu berperilaku bijaksana, baik, jujur, menepati janji, dan selalu menutupi kesalahan orang lain. Selain itu, manusia berperilaku baik juga terhadap lingkungan seperti merawat dan menjaga lingkungan. Fenomena feminisme dalam proses ritual daur hidup terpada pada saat prosesi khitanan/gusaran yaitu terdapat perempuan yang berprosesi sebagai paraji, dan pada saat prosesi bebersih yang dilakukan untuk anak laki-laki dan perempuan, ini menunjukan bahwa perempuan di kampung Naga memeiliki peranan yang sama penting dengan laki-laki. Kata Kunci: Makna, Filosofis, Ritual Daur Hidup
Item Type: | UNSPECIFIED |
---|---|
Subjects: | Filsafat dan Epistemologi |
Divisions: | Fakultas Ushuludin, Adab dan Humaniora > Aqidah dan Filsafat Islam |
Depositing User: | Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id |
Date Deposited: | 30 Jun 2021 13:40 |
Last Modified: | 05 Jul 2021 05:45 |
URI: | http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/11131 |
Actions (login required)
View Item |