PANDANGAN ULAMA’ SYAFI’IYYAH TENTANG JUAL BELI DENGAN SISTEM BA’I MU’AṬĀH

ROHMAN, AHMAD SHOFIYUR (2022) PANDANGAN ULAMA’ SYAFI’IYYAH TENTANG JUAL BELI DENGAN SISTEM BA’I MU’AṬĀH. [UNSPECIFIED]

Text Skripsi AHMAD SHOFIYUR ROHMAN_33020180133.pdf Download (2MB)

Abstract

ABSTRAK Rohman, Ahmad Shofiyur. (2022). “Pandangan Ulama’ Syafi’iyyah Tentang Jual Beli Dengan Sistem Ba’i Mu’aṭāh”. Skripsi. Fakultas Syari’ah. Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah. Institut Agama Islam Negei (IAIN) Salatiga. Pembimbing: M. Rifa Jamaluddin Nasir, M.S.I Kata kunci: Jual beli, Ulama’ Syafiiyyah, Ba’i Mu’aṭāh. Jual beli sistem mu’aṭāh merupakan transaksi jual beli dimana kedua belah pihak sepakat atas harga (tsaman) dan barang yang dijual (Mutsaman) dan keduanya saling memberi tanpa adanya akad (ijab dan qabul). Transaksi jual beli tanpa menyebutkan sighat akad sering kali terjadi pada praktik transaksi perdagangan baik saat berbelanja di pasar swalayan, membeli minuman pada mesin otomatis (vanding machine) maupun bisnis yang sedang trend teratas saat ini yaitu transkasi jual beli online. Dalam praktik ini, sering terjadi kealpaan seperti tidak adanya sighat akad dan hilangnya kesakralan akad, sehingga melahirkan tanda tanya tentang keabsahan jual beli tersebut. Permasalahan ini yang akan penulis teliti secara mendetail dikarenakan ada ungkapan Imam Syafi’i yang mengutarakan bahwasanya tidak sah jual beli kecuali dengan sighat yang diucapkan secara jelas. Kemudian tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana Pandangan Ulama’ Syafi’iyyah tentang jual beli dengan sistem bai’ mu’aṭāh. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Pustaka (library research). Dengan pendekatan analisis normatif. Selain itu sumber data yang diambil dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data pokok yang bersumber dari berbagai jurnal, thesis maupun skripsi tentang praktik jual beli dengan sistem bai’ mu’aṭāh. Sedangkan data sekunder adalah studi kepustakaan sebagai penunjang yang bersumber dari penesuluran buku-buku yang berkaitan tentang hukum jual beli dalam islam, kitab-kitab karangan para tokoh terkemuka searching internet, artikel-artikel maupun dari sumber lainnya. Teknik pengumpulan data dengan cara studi kepustakaan, yakni dengan cara membaca, mencatat, mempelajari atau pun menganalisis materi-materi yang mengemukaan permasalahan yang akan dibahas, kemudian dianalisis menggunakan metode deduktif- induktif yaitu temuan fakta-fakta penelitian yang dituangkan secara logis dan sistematis kemudian dianalisis dijadikan kesimpulan dari penelitian tersebut. Berdasarkan hasil penelitian penulis, dapat disimpulkan bahwa penulis mengambil pendapat dari mujtahid tarjih dari kalangan ulama’ syafiiyah tentang ba’i mu’aṭāh adalah sah karena yang diperhitungkan dalam jual beli adalah kerelaan antara penjual dan pembeli. Dan lagi tidak terdapat ketentuan secara ekpilisit yang menyatakan harus mempergunakan lafadz, oleh karenanya dalam hal ini dikembalikan pada adat kebiasaan (urf). Dan pada realitanya praktik jual beli mu’aṭāh pada (a) jual beli bahan pokok berbasis swalayan termasuk dalam jual beli mu’aṭāh, dengan menggunakan Sighat Fi’liyah (Perbuatan), adapun mengenai penetapan harga bahan pokok dalam swalayan sudahlah jelas, karena label harga telah tertera pada setiap produk dan sudah jelas takarannya, (b) Jual beli system Vanding Machine juga sah walaupun tidak dijumpai penjual didalamnya tetapi hanya menggunakan perbuatan saja dan akad tidak hanya berupa ucapan dari juga berarti makna-makna yang tertulis pada mesin otomatis tersebut, dan (c) system jual beli online dianggap fi hukm ittihad al-majlis sehingga akad jual belinya sah karena masing-masing muta’aqidain saling mengetahui serta mengetahui obyeknya (al-mabi’) melalui gambar sehingga tidak terjadi gharar (ketidakjelasan), dengan begitu akan terealisasi ijab dan qabul yang taradhin (suka sama suka).

Actions (login required)

View Item