Alfaqih, Fandy Kholif (2023) Konsep Doa dalam Kitab Shahihain (Kajian Hadis Tematik). [["eprint_typename_skripsi" not defined]]
Text
skripsi.pdf Download (1MB) |
Abstract
Doa merupakan ibadah yang sederhana dan mudah untuk dilakukan, meskipun begitu ibadah ini sangat agung nan mulia di hadapan Allah Swt. Oleh karena itu, sudah sepatutnya setiap hamba menganggap doa adalah sesuatu yang sakral dan tidak melampaui batas atau semena-mena di dalamnya. Namun, pada kenyataannya sebagaimana sabda Rasulullah Saw. bahwa ada suatu kaum yang melampaui batas atau semena-mena dalam berdoa. Dan untuk menghindari hal tersebut, seseorang haruslah mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah Saw. serta mematuhi tuntunan-tuntunan yang telah beliau ajarkan dalam berdoa. Penelitian ini difokuskan pada kitab shahihain yaitu kitab Shahih Bukhori dan kitab Shahih Muslim, sehingga pada penelitian ini penulis merumuskan sebagai berikut: 1) Bagaimana adab berdoa yang telah diajarkan oleh Rasulullah dalam kitab shahihain?, 2) Bagaimana muatan doa yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah dalam kitab shahihain?, dan 3) Apa saja yang menyebabkan doa dapat dikabulkan serta yang menjadi penghalangnya dalam kitab shahihain?. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif yang bersifat kepustakaan. Adapun objek material dari penelitian ini ialah konsep doa, dan objek formalnya ialah kitab shahihain. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan metode hadis tematik. Lalu, karena posisi hadis dalam penelitian ini adalah sebagai data, maka teknik pengumpulan datanya dilakukan melalui Takhrij Hadits. Dan kemudian analisis pemahaman terhadap hadis-hadis dilakukan dengan pendekatan normatif. Temuan dari penelitian ini adalah pertama, adapun adab-adab yang perlu dilakukan oleh seorang hamba ketika berdoa kepada Allah: 1) Mengawali doa dengan pujian, sanjungan atau pengagungan terhadap Allah Swt.; 2) Melembutkan suaranya; 3) Bersungguh-sungguh dalam memohon; 4) Tidak terburu-buru, yakni sabar atas pengabulan doanya; serta 5) Mengangkat kedua tangannya ketika berdoa. Lalu kedua, yang harus dilakukan oleh seorang hamba ketika berdoa kepada Allah Swt. ialah ia tidak berdoa akan keburukan melainkan ia harus berdoa pada kebaikan. Ketiga, perlu diketahui bahwa ada beberapa hal yang dapat menghalangi terkabulnya doa, di antaranya seperti terburu-buru atas pengabulan doa; berdoa untuk perbuatan dosa ataupun untuk memutus silaturrahim; senantiasa berlaku maksiat atau segala yang ada pada dirinya berasal dari hal yang haram. Sehingga barangsiapa yang ingin doanya dikabulkan, maka hendaknya ia menghilangkan penghalang tersebut, terlebih apabila disertai dengan hal-hal yang menyebabkan doa dikabulkan, seperti berdoa pada sepertiga malam; berdoa pada hari jum’at; berdoa ketika sujud dan juga yang terpenting ialah menjadi hamba yang bertakwa, niscaya peluang dikabulkannya doa akan lebih besar. Kata kunci: Konsep Doa, Hadis Tematik, Shahihain
Item Type: | ["eprint_typename_skripsi" not defined] |
---|---|
Subjects: | Agama > Hadits |
Depositing User: | Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id |
Date Deposited: | 22 Feb 2023 01:21 |
Last Modified: | 07 Mar 2023 13:20 |
URI: | http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/16072 |
Actions (login required)
View Item |