Khoirunnisa', (2023) HADIS-HADIS TENTANG ORANG BUTA DALAM KITAB SHAHIH AL-BUKHARI. [["eprint_typename_skripsi" not defined]]
Text
KHOIRUNNISA-09-SKRIPSI hadis.pdf Download (2MB) |
Abstract
Skripsi ini hasil dari penelitian kepustakaan dengan judul “Hadis-Hadis tentang Orang Buta dalam Kitab Shahih Al-Bukhari”. Dapat diketahui bahwa banyak di kalangan masyarakat yang menganggap bahwa disabilitas netra dalam kekurangannya tersebut dapat menghambat kegiatan dalam bermasyarakat. Sedangkan dalam hadis di atas dijelaskan bahwa orang yang mempunyai keterbatasan fisik merupakan sebuah ujian yang nantinya akan mendapatkan balasan surga. Padahal orang disabilitas pun mempunyai hak serupa seperti dengan layaknya manusia lainnya. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap bagaimana kualitas dan kehujjahan hadis tentang orang buta dalam Kitab Shahih al-Bukhari, bagaimana pemahaman hadis tentang orang buta dalam Kitab Shahih al-Bukhari. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan penelitian kepustakaan. Data primernya yakni kitab Shahih al-Bukhari. Data sekundernya yakni kitab Syarh Hadis, Kutubu Tis’ah, kitab biografi periwayat hadis, kitab Jarh wa Ta’dil, kitab sejarah, kitab Asbabul Wurud, jurnal, software Maktabah Syamilah. Teknik pengumpulan data menggunakan metode hadis tematik. Analisa terhadap hadis ini menggunakan Jarh wa Ta’dil. Temuan dari penelitian ini adalah; pertama, kualitas hadis tentang orang buta dalam Shahih al-Bukhari ada dua tema, yakni pada hadis tentang keringanan shalat dalam perjalanan dinilai sebagai hasan lighairihi karena perawi Ismail dinilai dlaif, matruk akan tetapi dikuatkan dengan dengan perawi dari jalur-jalur lain tsiqah. Sedangkan hadis tentang adzannya orang buta terdapat satu hadis yang mana hadis tersebut dinilai shahih karena banyak perawi mengatakan tsiqah dan dapat dijadikan hujjah serta maqbul ma’mulun bih yang artinya dapat diamalkan. Kedua, pemahaman hadis tentang orang buta dalam Shahih al-Bukhari, diketahui bahwa seseorang yang mempunyai keterbatasan fisik itu bukanlah menjadi kekurangan pada dirinya, akan tetapi sebagai tangga demi tercapainya derajat yang lebih tinggi. Hadis tersebut menunjukkan bahwasannya tetap menjalankan kewajiban seperti umat muslim lainnya yakni melaksanakan shalat padahal lemah penglihatannya. Oleh karena itu sekalipun seseorang memiliki disabilitas (keterbatasan fisik), perintah agama tidak boleh diabaikan. Kata kunci: hadis, orang buta, shahih bukhari, hadis tematik
Item Type: | ["eprint_typename_skripsi" not defined] |
---|---|
Subjects: | Agama > Hadits |
Depositing User: | Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id |
Date Deposited: | 27 Feb 2023 15:55 |
Last Modified: | 07 Mar 2023 10:08 |
URI: | http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/16178 |
Actions (login required)
View Item |