Sutrisno,M.Pd.I, (2023) TEORI TEORI SOSIAL (KAJIAN TERHADAP PEMIKIRAN PARA TOKOH SOSIAL). UNSPECIFIED.
Full text not available from this repository.Abstract
Kehidupan tak ubahnya sebuah panggung sandiwara, ada pemain peran, ada setting, ada latar, ada pula tokoh utama dan tokoh pelengkap. Peran yang dilakukan dibalut dengan interaksi pada posisi masing masing. Dari semua pemeran memiliki fungsi dan status masing-masing. Namun dari peran yang dilakukan tidak luput dari sebuah konflik yang tarkadang sampai terjadinya pembunuhan. Dari para tokoh melakukan tindakan yang sudah di strukturalisasi sehingga mampu mengubah struktur sosial yang ada sehingga terjadi perubahan sosial. Latar belakang yang menjadi kekuatan munculnya teori teori sosial dan menjadi fokus perhatian para ahli sosial sekaligus, antara lain adalah revolusi industri, revolusi politik, perkembangan sosialisme, feminisme, urbanisasi, perkembangan kapitalisme, perubahan agama, serta pertumbuhan ilmu pengetahuan. Teori-teori sosial tersebut berkembang tidak hanya di satu negara, namun dibeberapa negara, terutama Prancis, Jerman, Italia, dan Inggris, yang menjadi bagian dari kawasan Eropa Barat. Teori sangatlah bermanfaat, ia dapat membantu kita memahami segala hal bahkan yang pada tahap intuitif sekalipun. Akan tetapi teori selalu bersifat majemuk, multisentral, dan sangat beragam. Sehingga menjadikan kita harus menentukan pilihan yang tepat secra khusus pada para teoretis yang kita anggap sesuai dengan pola piker dan keinginan pemikiran kita. Misalnya, kita berpikir sesuatu tentang konflik maka pilihan teoretis kita akan tertuju dengan karl mark, ketika kita berfikir tentang ashabiyah maka teoretis Ibnu Khaldun yang kita jadikan sudut pandang, ketika kita berfikir terkait Konsensus maka kita pula akan berkiblat pada Emile Durkheim dan ketika kita berfikir dan mengkaji tentang tindakan dalam maka weber yang akan kita jadikan central knowledge. Suatu pengetahuan memiliki sifat perspectival (sesuai pada sudut pandang) menjadikan teori yang ada sesuai dengan pencetus, biografi dan lokasi para tokohnya. Maka sebuah teori akan terus ada berlanjut dan muncul sesuai dengan sudut pandang para tokoh, yang pada akhirnya terjadi kritik mengkritik, perselisihan sudut pandang, saling menanggapi yang diteruskan oleh para penganutnya masing-masing. Perkembangan masyarakat dengan berbagai realitas sosial yang megikutinya sangatlah dinamis dan terkadang sporadis. Realitas sosial masyarakat selalu berubah ubah dan dari waktu ke waktu tidak pernah berujung dan terhenti, dengan adanya berbagai produk budaya menjadikan realitas sosial terus mengalami modifikasi akibat dari munculnya reaksi dari perkembangan yang mampu melampaui realita itu sendiri dan kemajuan ilmu pengetahuan serta kebudayaan yang ada. Munculnya Era modernisme yang sempat menjadi standar kehidupan masyarakat yang maju beberapa tahun terakhir lalu pada akhirnya justru memunculkan suatu kehidupan masyarakat yang sporadis penuh dengan manipulasi tanda yang dibuktikan dengan ketidakstabilan makna akan segala sesuatu. Seiring dengan kemajuan teknologi menyebabkan ketidakstabilan makna dan tanda yang ditampilkan melalui bahasa lewat media massa yang terus berkembang. Menjadikan segala sesuatu tidak seimbang dan kurang bisa dipercaya dikarenakan bahasa sudah tidak lagi memiliki sifat deskriptif kualitatif namun cenderung terdapat unsur melebih-lebihkan untuk memantapkan image tertentu dari sebuah produk barang dan jasa. Dan pada akhirnya menyebabkan produk barang dan jasa menjadi objek yang sarat akan tanda dan makna. Pada buku ini akan menjelaskan beberapa pemikiran para tokoh teori sosial yang di awali pada bab pertama tentang pendahuluan di lanjutkan bab ke dua tentang paradigma sosial. Pada bab tiga, menjelaskan pemikiran ashabiyah Ibnu Khaldun dengan teori Askhabiaahnya, pada bab empat menerangkan pemikiran Emile Durkheim tentang teori Konsensus, pada bab lima mengkaji Teori Tindakan dalam teori sosial weber, dilanjutkan bab enam memaparkan Teori Konflik dalam Teori Marx, kemudian bab tujuh tentang Teori fungsionalis struktural dalam teori sosial Parson. Pada bab delapan mengkaji Teori Fungsional dalam teori sosial Marton. Bab sembilan menjelaskan Teori Interaksionisme Simbolik dalam teori Sosial Blumer dan Mead. Bab sepuluh Teori Etnometodologi dalam teori sosial Garfinkel dan bab sebelas Teori Dramaturgi dalam Teori sosial Goffman. Pada bab dua belas memaparkan Teori Kontruksi sosial dalam Teori sosial Berger. Bab tiga belas menjelaskan Teori Strukturalisme konflik Dahrendorf dan Mills. Bab empat belas tentang Teori Strukturasi dalam teori sosial Giddens. Dan bab lima belas penutup. Teori yang satu dengan satunya Sebenarnya masih memiliki keterkaitan, kelahiran sebuah teori lebih didominasi oleh pemikiran keras yang dilakukan oleh para ahli teori untuk mengisi celah kosong dari teori sebelumnya yang tidak mampu terjawab oleh penemu teori terdahulu, tidak terkecuali teori sosial. Sudah sangat banyak teori sosial yang telah dicetuskan para tokoh pemikir akan tetapi tidak semuanya ditampilkan dalam buku ini. Namun dari teori teori yang terpaparkan dalam buku ini sangat mewakili dari seluruh pemikiran tokoh-tokoh teori sosial, sehingga buku ini mengetengahkan teori sosial yang nantinya akan dapat membantu mahasiswa yang mengikuti perkuliahan teori-teori sosial sebagai referensi untuk pengembangan keilmuan khususnya ilmu sosial.
Item Type: | Book |
---|---|
Subjects: | Agama > Pendidikan dan pemikiran Islam |
Depositing User: | Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id |
Date Deposited: | 28 Mar 2023 19:26 |
Last Modified: | 28 Mar 2023 19:26 |
URI: | http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/16450 |
Actions (login required)
View Item |