Nisa, Alvi Khoerul (2023) FLEKSIBILITAS KEWAJIBAN DALAM RELASI SUAMI ISTRI (PENAFSIRAN Q.S AN-NISĀ’ [4]:34 PERSPEKTIF QIRĀ’AH MUBĀDALAH FAQIHUDDIN ABDUL KODIR). Other thesis, IAIN SALATIGA.
Text
Alvi Khoerul Nisa.pdf Download (1MB) |
Abstract
Skripsi ini hasil dari penelitian kepustakaan (library research) yaitu sebuah penelitian dengan menghimpun karya literatur yang selaras dengan tema penelitian guna memperoleh data informasi. Penelitian ini ditulis dengan data-data tertulis (kualitatif) yang bersifat kepustakaan. Adapun sumber data yang peneliti pakai dalam penelitian ini adalah sumber data tertulis yang berupa buku-buku, kitab-kitab, jurnal dan artikel yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penafsiran dari Q.S An-nisa ayat 34 dalam Al-Qur’an menurut mufassir klasik dan kontemporer, serta fleksibilitas kewajiban dalam peran suami istri dalam Q.S an-Nisā’ ayat 34 perspektif Qirā’ah Mubādalah Faqihuddin Abdul Kodir. Pembahasan mengenai fleksibilitas kewajiban dalam relasi suami istri termuat dalam Q.S an-Nisā’ [4]:34 terlebih dalam frasa al-rijalu qawwamuna ala al-nisā’ bimā fadalallahu ba’dahum ‘ala ba’d yang artinya: “Laki-laki (suami) adalah penanggung jawab atas para perempuan (istri) karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari hartanya.”. Penafsiran tentang frasa ini memiliki perbedaan penafsiran antara mufassir klasik, mufassir kontemporer serta Qirā’ah Mubādalah karya Faqihuddin Abdul Kodir. Dalam Qirā’ah Mubādalah karya Faqihuddin Abdul Kodir, ayat ini membutuhkan pembaharuan penafsiran. Didasarkan atas kondisi yang berbeda saat ayat ini turun dan kondisi sekarang. Tafsir mubādalah Faqihuddin Abdul Kodir ini menegaskan bahwa ayat ini fleksibel bagi laki-laki maupun perempuan, terlebih hubungannya perihal masalah kewajiban dalam berumah tangga. Temuan penelitian ini: teori mubādalah adalah salah satu upaya untuk menghadirkan perempuan di tengah dominasi maskulinnya ayat-ayat Al-Qur’an. Teori ini mengusung kesetaraan gender dalam dalil agama yang seharusnya tidak menjadi landasan dominasi salah satu kelamin saja. Qirā’ah Mubādalah telah membantu mengatasi ketatnya aturan gender dalam bahasa Arab, yang membuat teks-teks keislaman sangat maskulin menjadi seimbang. Cara baca ini telah melahirkan narasi Islam yang menempatkan laki-laki dan perempuan setara sebagai manusia. Ini adalah capaian sangat penting karena ketimpangan relasi gender dapat diperbaiki menjadi seimbang. Kata kunci: Q.S an-Nisā’ [4]: 34, Faqihuddin Abdul Kodir, Qirā’ah Mubādalah
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | Agama > Alqur'an |
Depositing User: | Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id |
Date Deposited: | 14 Nov 2023 20:54 |
Last Modified: | 14 Nov 2023 20:54 |
URI: | http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/19380 |
Actions (login required)
View Item |