fauziah, Evi ma'rifatul (2024) GHAIRU ULI IRBAH DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas Tafsir Tahlili Terhadap QS An-Nur 24: 31). Other thesis, IAIN SALATIGA.
Text
GHAIRU ULI IRBAH DALAM AL-QUR'AN.pdf Download (2MB) |
|
Text
GHAIRU ULI IRBAH DALAM AL-QUR'AN.pdf Download (2MB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna Ghairu Uli Irbah dalam Al- Qur‟an melalui pendekatan tafsir tahlili terhadap QS. An-Nūr 24: 31. Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya permasalahan yang terjadi dalam kehidupan manusia khususnya umat islam sendiri. Tindakan Ghairu Uli Irbah sudah menjadi penyakit yang merajalela di antara mereka, baik secara individu maupun kelompok. Adapun pokok masalah dalampenelitian ini adalah bagaimana pandangan Al-Qur‟an tentang Ghairu Uli Irbah, lalu dijabarkan ke dalam sub-sub masalah sebagai berikut, bagaimana penafsiran Ghairu Uli Irbah QS. An-Nūr 24:31 menurut pendapat mufassir dan bagaimana kontribusi dari makna Ghairu Uli Irbah dalam konteks kekinian. Dalam menjawab permasalahan tersebut, penulis menggunakan pendekatan tafsir dengan metode tahlili. Pendekatan ini tergolong library research. Pengumpulan data dilakukan dengan mengutip, menyadur dan menganalisis literatur-literatur yang representatif dan relevan dengan masalah yang dibahas, kemudian mengulas dan menyimpulkannya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa yang dimaksud dengan Ghairu Uli Irbah, dalam QS. An-Nūr 24:31 yang mengutip dari beberapa penafsiran adalah sebagai beriku: Pertama, Ibnu katsir menafsirkan Ghairu Uli Irbah sebagai wadam atau banci yang tidak memiliki hasrat dan keinginan terhadap wanita. orang yang sakit mental yang tidak memilki syahwat. Kedua, Wahbah zuhaili dalam tafsir al-Munir yang dimaksud Ghairu Uli Irbah yaitu kakek- kakek tua renta dan sudah lanjut usia yang sama sekali tidak memiliki hasrat terhadap perempuan. Dan bisa dikatakan seorang yang dungu, idiot dan seorang yang kebiri. Kemudian Ketiga, pendapat M. Quraish Syihab dalam tafsir al-Misbah mengartikan orang tua yang sakit sehingga dorongan tersebut hilang atau anak-anak yang belum balig. Dalam beberapa kasus ditemukan orang yang salah memaknai Ghairu Uli Irbah pada ayat 31 sebagai diperbolehkannya berorientasi seksual diantaranya perilaku LGBT dan waria, Hal ini menjadi masalah besar dan memiliki dampak yang berbahaya bagi umat manusia. Dengan demikian, dari penafsiran diatas jelas tidak ada yang memperbolehkan tindakan LGBT dan waria. Pandangan mufassir mengenai makna Ghairu Uli Irbah jelas tidak ada hal yang menujukan kebolehan perilaku tersebut dan kelompok yang membolehkan hal tersebut dianggap sesat. Kata Kunci: Tafsir Tahlili, Ghairu Uli Irbah.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | Agama > Alqur'an |
Depositing User: | Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id |
Date Deposited: | 27 Mar 2024 20:54 |
Last Modified: | 27 Mar 2024 20:54 |
URI: | http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/20283 |
Actions (login required)
View Item |