TRADISI SAPARAN DI DESA JOGOYASAN KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG TAHUN 1980 - 2020

prasetyo, Ardianto adhi (2024) TRADISI SAPARAN DI DESA JOGOYASAN KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG TAHUN 1980 - 2020. Other thesis, IAIN SALATIGA.

Text ARDI.pdf Download (1MB)

Abstract

ADHI P, ARDIANTO, 2024. Tradisi Saparan Masyarakat Desa Jogoyasan Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang 1980-2020. Skripsi. Salatiga: Program Studi Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora, Universitas Agama Islam Negeri Salatiga 2024. Perkembangan Tradisi Saparan Masyarakat Desa Jogoyasan, dari tahun ke tahun hingga saat ini tetap mempertahankan tradisi yang masih kental hingga saat ini walaupun ada perubahan atau perkembangan karena perubahan jaman namun tetap mempertahankan tradisi yang sudah ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1.) Bagaimana Gambaran Umum Desa Jogoyasan? 2) Bagaimana sejarah awal terjadinya saparan? 3) Bagaimana perkembangan tradisi Saparan Desa Jogoyasan? 4) Bagaimana Pengaruh beserta dampak Tradisi Saparan bagi masyarakat Desa Jogoyasan? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi serta batas adminitratif Desa Jogoyasan. Mengetahui mengenai kondisi sosial budaya dan keagamaan Desa Jogoyasan. kemudian mengenai tujuan, perkembangan serta pengaruh apa saja yang terdapat dalam Tradisi Saparan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan sejarah. Pengumpulan data diperoleh dengan tehnik wawancara, dokumentasi dan observasi. Analisa data yang digunakan adalah analisa data deskriptif yaitu dengan memaparkan data yang ada dengan menggunakan langkah-langkah dalam penelitian sejarah yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi historiografi. Sedangkan analisis dari data skripsi ini mengarah pada budaya sosial dan keagamaan. Tradisi saparan merupakan bentuk ritual keagamaan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai atau norma pendidikan agama islam melalui pengulangan hal yang telah ada pada masa lalu, tradisi dapat disebut juga dengan selamatan. Selain itu tujuan dari tradisi saparan adalah sebagai bentuk rasa syukurkepada Alloh SWT. Perkembangan Saparan dari tahun 1980-2020 yang siginifikan diantaranya adalah dari segi busana, alat transportasi yang digunakan, menu makanan yang disajikan, jenis pertunjukan yang ditampilkan dan biaya yang dikeluarkan semua sudah mengalami perubahan. Selain itu tradisi saparan juga memberikan pengaruh bagi masyarakat seperti pengaruh psikologis dan solidaritas sosial, perkembangan sosial ekonomi dan perkembangan bidang keagaman. Hal yang unik atau menarik yang menjadi pembeda dari pelaksanaan upacara tradisi saparan Desa Jogoyasan adalah adanya penggalangan sepotong paha ayam dari ingkung yang dibawa ketika selamatan yang kemudian dikumpulkan dan dibagikan ke warga yang kurang mampu dengan tujuan agar semua warga dapat merasakanya. Selain itu adanya peraturan intern Desa yang mewajibkan membawa makanan tradisional dan sederhana dan pembatasan jumlah iuran agar tidak memberatkan masyarakat khusunya yang kurang mampu. Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Tradisi Saparan di Desa Jogoyasan yang di laksanakan pada Bulan Safar dengan tujuan dan dengan perkembangan dari tahun ke tahun. Tradisi Saparan memiliki pengaruh sebagai sarana pemberdayaan diri agar kesejahtaeraan hidup masyarakat dapat meningkat. Adanya dampak yang ditimbulkan oleh pelaksanaan Tradisi Saparan yaitu dampak positif maupun negatif yang dapat menjadi problem bagi masyarakat Jogoyasan dan menjadikan berkah bagi masyarakat Jogoyasan, agar dapat berlangsungnya Tradisi Saparan setiap satu tahun yaitu di bulan Safar. Dampak sosial ekonomi dari adanya tradis saparan Desa Jogoyasan cukup signifikan khususnya bagi perkembangan UMKM dan pelaku usaha lainya yang terlibat dengan adanya tradisi saparan. Kata kunci : Sejarah,Perkembangan ,Pengaruh,Tradisi, Saparan, Jogoyasan

Actions (login required)

View Item