astuti, Jati suryaningsih (2024) UNSUR UNSUR SASTRA SYA'IR IMAM SYAFI'I DALAM KITAB DIWAN ASY-SYAFI'I. Other thesis, IAIN SALATIGA.
Text
Jati Suryaningsih Astuti.pdf Download (1MB) |
|
Text
Jati Suryaningsih Astuti.pdf Download (1MB) |
|
Text
Jati Suryaningsih Astuti.pdf Download (1MB) |
|
Text
Jati Suryaningsih Astuti.pdf Download (1MB) |
Abstract
Astuti, Jati, Suryaningih. 2024. Unsur-Unsur Sastra Sya’ir Imam Syafi’i Dalam Kitab Diwan As-Syafi’i. Skripsi. Fakultas Ushuludin Adab dan Humaniora. Program Studi Bahasa Dan Sastra Arab, Universitas Islam Negeri Salatiga. Kata Kunci : Sastra Sya'ir, Imam Syafi’i, Kitab Diwan As-Syafi’i. Sastra pada hakikatnya digunakan sebagai media penyebaran ilmu pengetahuan. Sastra adalah cara terbaik untuk mengajari hal-hal yang baru. Sastra ilmiah ini muncul ketika orang mempertanyakan hakikat karya ssatra, ilmu sastra lahir setelah karya sastra. Dari sekian banyak karya sastra salah satunya yaitu karya sastra Imam Syafi’i sya’ir sya’ir Imam Syafi’i yang dikumpulkan menjadi satu kitab berupa kitab Diwan AsySyafi’i yang memuat 114 risalah dengan berbagai tema, yaitu menuntut ilmu, kematian, dan ketuhanan. Karya sastra diartikan sebagai karya seni yang menggunakan bahasa, dan juga kisah pengalaman manusia baik dengan komponen pribadi maupun kemasyarakatan. Akar kata “sastra” dalam bahasa indonesia berasal dari bahasa jawa kuno “tulisan”, yang artinya “tulisan-tulisan utama”. Sementara “sastra” dalam khazanah Jawa kuno berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti “kehidupan”. Jenis penelitian ini termasuk penelitian (library research). Yang pengumpulan datanya dimulai dari membaca, mengulang-ulang tentang satra yang diteliti, memahami isi sastra yang diteliti, mencari buku-buku yang bersangkutan dengan judul penelitian untuk dijadikan referensi, mengambil beberapa sastra yang terdapat pada unsur ssatra “Imam Syafi’i” dan menganalisa unsur-unsur sastra menggunakan metode kualitatif deskriptif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Unsur-unsur Sastra dalam kitab Diwan Asy-Syafi’i yaitu: Kebenaran Rasa (Shidq Al-Athifah) Adalah bahwa emosi tersebut tulus dan tidak dibuatbuat agar memiliki dampak yang bertahan lama dalam karya sastra. Kekuatan Rasa (Quwah Al-Athifah) Bukanlah yang dimaksud dengan xi perasaan yang kuat, Namun haru yang muthmainnah yang bisa lebih menggoyahkan pembacanya. Kelanggengan Rasa (Tsabit Al-Athifah) maksudnya seorang penulis atau penyair boleh terus berkarya selama ia menginginkannya. Ragam Rasa (Tanawu’ Al-Athifah) menunjukkan bahwa penulis mempunyai kapasitas untuk membangkitkan berbagai macam perasaan dalam diri pembaca, termasuk cinta, gairah, kekaguman, kebanggaan, kasih sayang dan kegembiraan.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | Bahasa |
Depositing User: | Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id |
Date Deposited: | 12 Jul 2024 19:37 |
Last Modified: | 12 Jul 2024 19:37 |
URI: | http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/21331 |
Actions (login required)
View Item |