Agnesilviana, Eliza (2024) Hadis Tentang Shaf Shalat Wanita (Kajian Ma'anil Hadis Perspektif Gender Analisis). Other thesis, IAIN SALATIGA.
Text
Skripsi Eliza Agnesilviana.pdf Download (1MB) |
|
Text
Skripsi Eliza Agnesilviana.pdf Download (1MB) |
|
Text
Skripsi Eliza Agnesilviana.pdf Download (1MB) |
|
Text
Skripsi Eliza Agnesilviana.pdf Download (1MB) |
Abstract
Shalat merupakan ibadah yang utama, oleh karena itu seringkali kita dengar ungkapan mengenai seseorang yang shalatnya baik maka baik pula keimanannya. Diantara keutamaan shalat yakni dilakukan secara berjama’ah dan diantara keutamaan berjama’ah yakni adalah berada di shaf pertama. Terdapat hadis yang diriwayatkan oleh Sunan Abu Dawud menyebutkan bahwa shaf shalat terbaik bagi makmum lak-laki adalah yang pertama dan shaf shalat terbaik baik wanita adalah yang paling belakang. Dalam hal ini Terma pertama mengandung sebuah konotasi bahwa tempat yang terdepan dalam hal kebaikan seolah-olah hanya dimiliki oleh jamaah laki-laki. Sedangkan terma yang ke-dua mengandung konotasi “keterbekangan” dalam hal kebaikan, yang diberikan kepada kaum wanita. Tujuan dari penelitian ini untuk mengungkap kualitas sanad dan makna yang terkandung dalam hadis shaf shalat wanita serta mengetahui pemahaman hadis shaf shalat wanita terhadap kontruksi gender. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif pendekatan studi keputakaan. jenis Sumber data dalam penelitian ini berasal dari data primer berupa hadis kitab shahih Sunan Abu Dawud dan hadis-hadis yang berkaitan serta didukung oleh data sekunder berupa buku, jurnal, yang masih berkaitan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui linguistik, kandungan hadis, posisi Nabi, status Hadis dan Interkoneksi Keilmuan. Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian menggunakan teknik analisis data dengan perpektif gender. Temuan dalam penelitian ini yakni pertama, terdapat dalam empat riwayat yang utamanya dari kitab Sunan Abu Dawud meliputi Nabi Saw, Abu Hurairah, Abu Shalih Al-Samman dan Suhail bin Abu Shalih Shalih al-Samman, Isma’il bin Zakariya, Khalid bin Abdullah, Muhammad bin Ash-Shabbah dan Abu Dawud. Dinialai Shahih Adapun hadis Sunan At-Tirmidzi, An-Nasa’i dan Sunan Ibnu Majah menjadi Tabi’ Qashirahnya Sunan Abu Dawud karena periwayatannya tidak awal melainkan dari pertengahan yakni Suhail bin Abu Shalih Al-Samman. Dari keempat periwayat tersebut memiliki redaksi yang sama maka dinamakan syahid lafdzi dan semua periwayatnya menurut para ulama yakni tsiqah. Seluruh matan hadis juga shahih sehingga hadis ini dapat dijadikan hujjah. Kedua dalam penelitian ini tidak ada bias gender dalam pemilihan penempatan shaf shalat. Dikarenakan secara konteksnya itu adalah menata yang mana penataan itu ada posisi depan dan belakang. hipotesa Rasulullah menyuruh untuk meletakkan shaf itu adalah bagian dari penataan dipublik bukan bagian dari mengurangi pahala atau mengutamakan satu pihak. Karena realitanya hadis keutamaan shaf shalat wanita di posisi paling belakang bagian dari penataan bukan bagian dari kesunahan dimana yang paling depan pahalanya lebih banyak daripada yang di belakang karena dalam konteks ini dua-dua nya utama yakni posisi depan keutamaan untuk laki-laki dan posisi belakang keutamaan untuk perempuan. Hal ini juga memiliki keterkaitan dengan konsep larangan ikhtilaf. Kata Kunci : Shaf Shalat Wanita, Ma’anil Hadis, Gender Analisis
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | Agama > Hadits |
Depositing User: | Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id |
Date Deposited: | 11 Nov 2024 18:42 |
Last Modified: | 11 Nov 2024 18:42 |
URI: | http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/22814 |
Actions (login required)
View Item |