alviana, Fika (2024) PRAKTIK PERJODOHAN WONG GEDE CILIK DALAM PERKAWINAN ENDOGAMI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Dusun Batur Kidul Desa Batur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang). Other thesis, IAIN SALATIGA.
Text
skripsi fika revisi.pdf Download (1MB) |
|
Text
skripsi fika revisi.pdf Download (1MB) |
Abstract
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui perjodohan dalam perkawinan endogami yang ada di Dusun Batur Kidul Kecamatan Getasan. Diketahui bahwa perjodohan di Dusun Batur Kidul telah menjadi adat istiadat masyarakat yang telah berjalan dari jaman nenek moyang, dimana perjodohan dilakukan dengan menganut asas perkawinan endogami yakni perkawinan yang terjadi oleh seseorang yang masih memiliki hubungan kerabat, suku, klan atau kelompok. Pertanyaan utama yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana praktik perjodohan wong gede cilik dalam perkawinan endogami di Dusun Batur Kidul Kecamatan Getasan? (2) bagaimana pespektif hukum islam mengenai perjodohan wong gede cilik dalam perkawinan endogami di Dusun Batur Kidul Kecamatan Getasan? Penelitian ini termasuk dalam penelitian lapangan dimana peneliti disini terjun langsung ke lapangan guna mendapatkan data dan informasi melalui wawancara kepada kepala Dusun Batur Kidul, tokoh agama serta masyarakat yang masih menerapkan perjodohan di Dusun Batur. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis empiris dimana pendekatan ini berfungsi untuk melihat hokum dalam hal yang nyata di masyarakat dan bagaimana pandangan hokum di masyarakat. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi. Dari penelitian ini dihasilkan bahwa masyarakat yang masih melakukan perjodohan di Dusun Batur Kidul mencapai 70% dari penduduknya, hal tersebut dilatar belakangi oleh beberapa faktor sebagai berikut : (1) harta waris (2) teman dekat (3) Pendidikan (4) ekonomi (5) suka sama suka. Dalam hokum islam sendiri tidak ada perintah ataupun larangan sebuah perjodohan, namun perjodohan terkesan sebagai pemaksaan jodoh baik oleh orangtua maupun oleh walinya. Sedangkan dalam KHI pasal 16 terdapat aturan bahwasannya perkawinan harus seijin calon mepelai wanita. Perjodohan tersebut berdampak pada masyarakat yang masih menerapkannya, adapun dampak yang terjadi tidak hanya menjurus kepada dampak negatif saja melainkan terdapat dampak positif yang dirasakan.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | Agama > Fiqih (Hukum Islam) |
Depositing User: | Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id |
Date Deposited: | 19 Nov 2024 17:34 |
Last Modified: | 19 Nov 2024 17:34 |
URI: | http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/22905 |
Actions (login required)
View Item |