Astriya, Niken (2025) Pertimbangan Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan Dalam Mengabulkan Permohonan Dan Gugatan Cerai Dalam Keadaan Hamil Perspektif Mazhab Maliki. Other thesis, IAIN SALATIGA.
![]() |
Text
NIKEN ASTRIYA...pdf Download (9MB) |
![]() |
Text
NIKEN ASTRIYA...pdf Download (9MB) |
![]() |
Text
NIKEN ASTRIYA...pdf Download (9MB) |
![]() |
Text
NIKEN ASTRIYA...pdf Download (9MB) |
![]() |
Text
NIKEN ASTRIYA...pdf Download (9MB) |
Abstract
Perceraian dalam keadaan haid dilarang dalam agama Islam. Sementara itu, perceraian dalam keadaan hamil sebagaimana yang terjadi diantaranya di PA Jakarta Selatan dikabulkan permohonannya. Kondisi haid dan hamil yang hampir serupa tetapi disikapi berbeda menarik untuk diteliti Kembali. Apalagi kondisi para istri yang lebih membutuhkan eksistensi suami pada saat hamil. Pertimbangan hakim adalah dasar pemikiran hakim dalam memberikan keputusan pada suatu perkara. Tujuan penelitian ini adalah upaya untuk mengetahui pertimbangan hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan dalam mengabulkan permohonan cerai dalam keadaan hamil dan untuk mengetahui bagaimana pertimbangan hakim menurut perspektif Mazhab Maliki. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan yang bersifat kualitatif. Pendekatan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Data tersebut diperoleh melalui dokumentasi dan wawancara. Data tersebut dianalisis menggunakan teknik yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman, keabsahan datanya di cek dengan menggunakan triangulasi. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa, pertimbangan hakim PA Jakarta Selatan dalam mengabulkan permohonan cerai dalam keadaan hamil adalah kepastian hukum yang merujuk pada kepastian hukum sebagaiman termaktub dalam Perturan Pemerintah Nomor 19 tahun 1974 dan Pasal 116 Kompilasi Hukum Islam, kemanfaatan bagi para pihak, keadilan bagi penggugat. Dalam perspektif Mazhab Maliki, pertimbangan hakim PA Jakarta Selatan dalam mengabulkan permohonan gugat cerai dan cerai talak belum sepenuhnya sesuai dengan pendapat Mazhab Maliki karena mereka memakhrukan cerai dalam keadaan hamil dan qiyas terhadap keharaman talak dalam keadaan haid. kemudian manfaat yang dituju hakim hanya diperuntukan untuk satu sisi tidak melihat sisi lainya, dan keadilan yang diperoleh para pihak juga sifatnya sementara.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | Agama > Fiqih (Hukum Islam) |
Depositing User: | Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id |
Date Deposited: | 04 Mar 2025 18:14 |
Last Modified: | 04 Mar 2025 18:14 |
URI: | http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/23177 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |