Saputra, Candra Bayu (2025) PENYELESAIAN NUSYUZ DALAM PERSPEKTIF FEMINISME (STUDI KASUS DI DESA CREWEK KECAMATAN KRADENAN). Other thesis, IAIN SALATIGA.
![]() |
Text
S1_HKI_FaSya(33010180042)CANDRA BAYU SAPUTRA.pdf Download (2MB) |
Abstract
Saputra, Candra Bayu. 2025. Penyelesaian Nusyuz dalam Perspektif Feminisme (Studi Kasus di Desa Crewek Kecamatan Kradenan. Skripsi. Program Studi Hukum Keluarga Islam Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga. Pembimbing Yahya, S, Ag,M.H.I. Kata Kunci : Penyelesaian Nusyuz, Perspektif Feminisme Nusyuz dapat diartikan suatu pembangkangan antara seorang istri kepada suaminya dalam menjalakan hal-hal yang telah menjadi kewajibannya oleh Allah dalam kehidupan rumah tangga antara istri atas suaminya. Feminisme adalah gerakan yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum perempuan dan laki-laki. Permasalahan nusyuz ini sering dijumpai oleh peneliti yang terjadi di desa Crewek Kecamatan Kradenan. Terdapat banyak permasalahan dan penyelesaian yang tidak sesuai dengan hukum dan aturan yang sudah ada, seperti suami yang meninggalkan rumah begitu saja sampai terjadi kekerasan dalam rumah tangga. Jenis penelitian ini adalah kualitatif berbentuk penelitian lapangan (field reseach), menggunakan pendekatan yuridis empiris. Sumber data diperoleh data primer melalui wawancara dengan 13 pasang suami istri yang mengalami nusyuz, oservasi dan data sekunder berupa buku, jurnal, kitab terjemah, dan sumber lainnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1). Bentuk penyelesaian nusyuz di Desa Crewek adalah seperti ; a Perkataan kasar disertai pemukulan, b. Mengasingkan diri dari pasangan kerumah orangtua , c. Pemaksaan Hubungan Seksual, d. Memberikan teguran dan peringatan, e. Melakukan pemukulan yang tidak mendidik, 2). Penyelesaian nusyuz dalam perspektif feminisme Musdah Mulia di Desa Crewek, Kecamatan Kecamatan Kradenan, menunjukkan bahwa pemberian nasihat, pisah ranjang, dan pemukulan yang mendidik efektif dalam mengatasi nusyuz, hal ini sesuai dengan penyelesaian nusyuz dalam perspektif fiqih. Namun penyelesaian nusyuz dalam perspektif feminisme Musdah Mulia sedikit terdapat keseusaian dengan penyelesaian nusyuz yang terjadi di Desa Crewek, 3). Dalam perspektif ilmu Fiqih, penyelesaian Nusyuz dengan feminisme dapat dilakukan melalui reinterpretasi ayat-ayat Al-Qur'an, pengakuan hak-hak perempuan, penghapusan diskriminasi, pengembangan konsep "Nusyuz" yang lebih inklusif, dan penggunaan metode penyelesaian konflik yang lebih damai. Dengan demikian, ilmu Fiqih dapat menawarkan solusi yang lebih adil dan setara bagi perempuan dalam konteks Nusyuz. Penyelesaian konflik diselesaikan dengan cara kekeluargaan antara suami dan istri. Oleh karena itu, perlu dilakukan edukasi tentang feminisme dan hak-hak perempuan serta meningkatkan kesadaraan masyarakat tentang pentingnya ilmu agama, komunikasi dan musyawarah dalam mencegah dan menyelesaikan konflik keluarga. Saputra, Candra Bayu. 2025. Settlement of Nusyuz in a Feminist Perspective (Case Study in Crewek Village, Kradenan District. Thesis. Islamic Family Law Study Program, Faculty of Sharia, State Islamic University (UIN) Salatiga. Supervisor Yahya, S, Ag, M.H.I. Keywords: Nusyuz Settlement, Feminism Perspective Nusyuz can be interpreted as disobedience between a wife and her husband in carrying out the things that have been made obligatory by Allah in domestic life between the wife and her husband. Feminism is a movement that demands complete equality of rights between women and men. This nusyuz problem is often encountered by researchers in Crewek village, Kradenan District. There are many problems and solutions that are not in accordance with existing laws and regulations, such as husbands who just leave the house and domestic violence occurs. This type of research is qualitative in the form of field research, using an empirical juridical approach. The data sources obtained were primary data through interviews with 13 husband and wife couples who experienced nusyuz, observations and secondary data in the form of books, journals, translated books and other sources. The research results show that: 1). The form of nusyuz settlement in Crewek Village is as follows; a Harsh words accompanied by beatings, b. Isolating oneself from one's partner to one's parents' house, c. Forced sexual relations, d. Provide warnings and warnings, e. Carrying out uneducated beatings, 2). Completion of nusyuz from the perspective of Musdah Mulia feminism in Crewek Village, Kradenan District, shows that giving advice, separating beds, and educational beatings are effective in overcoming nusyuz, this is in accordance with resolving nusyuz from a fiqh perspective. However, the settlement of nusyuz from Musdah Mulia's feminist perspective is somewhat in line with the settlement of nusyuz that occurred in Crewek Village, 3). From the perspective of Fiqh science, resolving Nusyuz with feminism can be done through reinterpreting verses of the Koran, recognizing women's rights, eliminating discrimination, developing a more inclusive concept of "Nusyuz", and using more peaceful conflict resolution methods. Thus, the science of Fiqh can offer a more just and equal solution for women in the Nusyuz context. Conflict resolution through mediation, deliberation and a harmonious approach can minimize domestic violence. Therefore, it is necessary to provide education about feminism and women's rights and increase public awareness about the importance of religious knowledge, communication and deliberation in preventing and resolving family conflicts.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | Agama > Fiqih (Hukum Islam) |
Depositing User: | Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id |
Date Deposited: | 05 Mar 2025 05:06 |
Last Modified: | 05 Mar 2025 05:06 |
URI: | http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/23191 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |