MAKNA WETON DALAM PERNIKAHAN JAWA DIDESA KEDUNGGUBAH PRESPEKTIF ROLAND BARTHES

Asriyah, (2025) MAKNA WETON DALAM PERNIKAHAN JAWA DIDESA KEDUNGGUBAH PRESPEKTIF ROLAND BARTHES. Other thesis, IAIN SALATIGA.

[img] Text
mpokk.pdf

Download (1MB)
[img] Text
mpokk.pdf

Download (1MB)
[img] Text
mpokk.pdf

Download (1MB)
[img] Text
mpokk.pdf

Download (1MB)
[img] Text
mpokk.pdf

Download (1MB)
[img] Text
mpokk.pdf

Download (1MB)
[img] Text
mpokk.pdf

Download (1MB)

Abstract

Asriyah, 2025. Makna Weton dalam Pernikahan Jawa di Desa Kedunggubah Prespektif Roland Barthes. Skripsi. Salatiga: Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Prof. Dr. Banny Ridwan, M. Hum. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tradisi unik yang masih dipertahankan oleh masyarakat, terutama dalam menjelang pernikahan. Salah satu tradisi tersebut adalah perhitungan weton, yang digunakan untuk menentukan hari pernikahan yang baik. Meskipun tidak semua masyarakat Jawa masih mempercayai tradisi ini, namun di Desa Kedunggubah, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, masih banyak masyarakat yang mempertahankan kepercayaan ini. Mereka percaya bahwa perhitungan weton dapat membantu menciptakan keharmonisan dalam berumah tangga. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang makna di balik perhitungan weton pada masyarakat Jawa menggunakan prespektif Roland Barthes. Dengan memahami makna ini, kita dapat menghargai tradisi ini dan memahami pentingnya kepercayaan dalam kehidupan masyarakat. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini yaitu sesepuh desa, masyarakat dan pemangku budaya sebagai sumber data. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, interpretasi serta penarikan kesimpulan. Penelitian ini menemukan bahwa Di Desa Kedunggubah, terdapat tradisi unik dalam menentukan kecocokan calon pengantin. Sebelum melangsungkan pernikahan, masyarakat desa ini melakukan perhitungan hari dan pasaran untuk mengetahui apakah kedua calon pengantin memiliki kecocokan yang baik. Proses perhitungan ini melibatkan penjumlahan hari dan pasaran kedua calon pengantin. Hasil penjumlahan tersebut kemudian digunakan untuk menentukan kecocokan berdasarkan nama-nama satuan tertentu, seperti Pisang Pinugel, Nunggak Semi, dan Lumbung Gemuling. Tradisi ini memiliki makna yang mendalam dan simbolisme yang kaya. Dalam analisis semiotik, tradisi ini dapat dipahami sebagai sistem penandaan yang mengandung ideologi dan nilai-nilai budaya masyarakat Desa Kedunggubah. Dengan demikian, tradisi pernikahan di Desa Kedunggubah bukan hanya sekedar ritual, tetapi juga merupakan refleksi dari nilai-nilai dan kearifan lokal masyarakat yang hidup di desa ini. Kata kunci : Makna Weton, Pernikahan Jawa, Roland Barthes

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: Biografi dan Sejarah
Depositing User: Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id
Date Deposited: 16 Jun 2025 21:48
Last Modified: 16 Jun 2025 21:48
URI: http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/23989

Actions (login required)

View Item View Item