rahayu, Berliana eka (2025) ANALISIS HERMENEUTIKA SCHLEIERMACHER TERHADAP PUISI “TAK SEPADAN” KARYA CHAIRIL ANWAR. Other thesis, IAIN SALATIGA.
![]() |
Text
Fiks SKRIPSI-Berliana2025cetakkkkkkk.pdf Download (1MB) |
Abstract
x ABSTRAK Fenomena sekarang ini melemahnya budaya literasi yang mana banyak orang yang membaca ala kadarnya saja tanpa ingin tahu dan juga tanpa ingin menelisik lebih dalam mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang. Maka dari itu penelitian ini ditulis bertujuan untuk mengembangkan teori hermeneutika khususnya yang dikembangkan oleh Schleirmacher yang belum banyak diterapkan dalam analisis sastra pada penelitian terdahulu serta untuk mengetahui deskripsi dari puisi “Tak Sepadan” dan juga untuk mengetahui relevansi daripada puisi tersebut dalam konteks kehidupan masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan library research dengan fokus pada penafsiran teks puisi atau interpretasi teks. Sumber data yang digunakan yakni data primer yang terdapat pada buku Chairil Anwar: Kerikil Tajam dan Yang Terempas dan Yang Putus, sedangkan data sekunder diperoleh dari jurnal, artikel dan penelitian sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa puisi “Tak Sepadan” dapat diinterpretasikan sebagai ekspresi kesedihan dan kehilangan yang mendalam, serta refleksi tentang cinta dan kehidupan. Analisis hermeneutika Schleiermacher mengungkapkan bahwa makna puisi tidak hanya terletak pada teks itu sendiri, tetapi juga pada konteks historis dan psikologis yang melatarbelakangi penciptaan puisi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pemahaman tentang puisi Chairil Anwar dan pengembangan metode hermeneutika dalam analisis sastra. Kesimpulan utama yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini yakni puisi “Tak Sepadan” karya Chairil Anwar puisi “Tak Sepadan” ada kaitannya dengan latar belakang pribadinya dan juga masa kehidupannya yang penuh dengan pergolakan. Puisi tersebut mencerminkan kegagalan, kehilangan dan perasaan tidak seimbang dalam menjalin sebuah hubungan. Di samping itu puisi ini juga menggambarkan keputusasaan dan kesendirian pengarang yang merasa dirinya tidak layak untuk mendapatkan cinta yang setara seperti yang Chairil berikan kepada gadis tersebut. Latar belakang puisi ‘Tak Sepadan” jika dikaitkan dengan cerita masa lampau berkesinambungan dengan sjak Chairil yang berjudul “Mirat Muda, Chairil Muda” yang ditulis pada kurun waktu yang sama yakni pada tahun 1943, dimana terdapat cerita dari kedua puisi tersebut mengenai seorang wanita bernama Sumirat yang tak lain adalah yang dulunya mempunyai hubungan dengan Chairil. Puisi ‘Tak Sepadan” merupakan refleksi tentang kehidupan, perasaan manusia yang kompleks dan kesenjangan dalam bermasyarakat. Dimana masih diberlakukannya sistem pertimbangan dalam menjalin hubungan yang mana harus memiliki kesetaraan yang sama. Pertimbangan dalam istilah jawa terdapat tiga pertimbangan yakni: bibit, bebet dan bobot.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | Filsafat dan Epistemologi |
Depositing User: | Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id |
Date Deposited: | 07 Oct 2025 18:57 |
Last Modified: | 07 Oct 2025 18:57 |
URI: | http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/25118 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |