KENCANA, SRI (2025) PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM DALAM MENETAPKAN KEWAJIBAN PEMBERIAN IWADH PERSPEKTIF KESETRAAN GENDER MANSOUR FAKIH (Studi Putusan No. 264/Pdt.G/2024/PA.Sal). Other thesis, IAIN SALATIGA.
| 
              
Text
 Sri Kencana_33010210132_Pertimbangan Hukm Hakim Dalam Menetapkan Kewajiban Pemberian Iwadh Perspek.pdf Download (4MB)  | 
          
Abstract
ABSTRAK Sri Kencana, NIM 33010210132, 2025 Pertimbangan Hukum Hakim dalam Menetapkan Kewajiban Pemberian Iwadh di Pengadilan Agama Salatiga Perspektif kesetaraan gender (no. 264/Pdt.G/2024/PA.Sal dan no. 136/Pdt.G/PA.Sal). skripsi Fakultas Syariah. Program Studi Hukum Keluarga Islam. Universitas Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Kholifatun Nur Mustofa, M.H. Kata Kunci: Cerai Gugat, Iwadh, Kesetaraan Gender Penulis menemukan sekitar tiga puluhan putusan cerai gugat, kemudian penulis menemukan kasus yang menarik, yang mana hakim masih berbeda dalam menjatuhkan putusan cerai gugat bagi penggugat, pada putusan No. 264/Pdt.G/2024/PA.Sal hakim membebankan iwadh kepada penggugat, sedangkan pada kasus lain cntoh pada Putusan No.136/Pdt.G/2024/PA.Sal yang sama-sama perkara cerai gugat dan sama-sama ada indikator KDRTnya akan tetapi hakim tidak membebankan iwadh kepada penggugat. Sehingga dalam penelitian ini mengkaji terkait: (1) Bagaimana Pertimbangan hukum hakim PA Salatiga dalam menetapkan kewajiban iwadh pada putusan No. 264/Pdt.G/264/PA.Sal dan (2) Bagaimana perspektif kesetaraan gender terhadap konsep iwadh pada putusan No. 264/Pdt.G/2024/PA.Sal. Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif analistis. Data yang digunakan berupa putusan pengadilan dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif deduktif. Hasil penelitian menunjukkan Putusan No. 264/Pdt.G/2024/PA.Sal, hakim berdasar pada Al- Qur’an, Kompilasi Hukum Islam, Undang-undang, dan Kitab Fiqih. Sesuai dengan teori kesetaraan gender yang dikemukakan oleh Mansur Fakih ada lima indikator yaitu marginalisasi , subordinasi, stereotipe, kekerasan, dan beban ganda. Pada putusan No. 264/Pdt.G/2024/PA.Sal penulis menemukan: (1)subordinasi yaitu perempuan diposisikan lebih rendah dengan tetap membayar iwadh, (2) marginalisasi, yaitu pengalaman korban KDRT terabaikan, (3) stereotipe, yaitu perempuan tidak di pandang sebagai korban, (4) kekerasan, KDRT dan pembebanan iwadh menyebabkan penderitaan psikologis dan ekonomi, (5) beban ganda, perempuan menjadi korban sekaligus membayar iwadh kepada pelaku kekerasan.
| Item Type: | Thesis (Other) | 
|---|---|
| Subjects: | Agama > Fiqih (Hukum Islam) | 
| Depositing User: | Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id | 
| Date Deposited: | 03 Nov 2025 16:49 | 
| Last Modified: | 03 Nov 2025 16:49 | 
| URI: | http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/26259 | 
Actions (login required)
![]()  | 
        View Item | 
        