Siregar, Reno Saputra (2018) SAYYID IBRAHIM BAABUD DAN PERJUANGANNYA DI WONOSOBO 1864-1943. Other thesis, IAIN SALATIGA.
Text
SAYYID IBRAHIM BAABUD DAN PERJUANGANNYA DI WONOSOBO 1864.pdf Download (2MB) |
Abstract
Wonosobo pada akhir abad ke 19 merupakan wilayah yang dihuni oleh masyarakat yang masih menganut tradisi lokal. Hal ini mengindikasikan eksistensi para tokoh-tokoh (ulama) dalam menyebarkan Islam di Wonosobo dengan menggunakan pendekatan tasawuf (tarekat). Hal ini sesuai dengan kesamaan nilainilai yang ada di dalam tarekat dengan tradisi lokal yang di anut oleh masyarakat. Sayyid Hasyim Baabud merupakan tokoh yang meyebarkan Islam di Wonosobo menggunakan pendekatan tarekat Alawiyah dan Shatoriyah. Sayyid Hasyim Baabud mengajarkan amalan-amalan tarekat seperti dzikir dan wirid yang kemudian dierima dan diamalkan oleh masyarakat Wonosobo. Setelah Sayyid Hasyim Baabud wafat kemudian pengembangan Islam melalui tarekat dilanjutkan oleh cucunya yaitu Sayyid Ibrahim Baabud. Sayyid Ibrahim Baabud melakukan perluasan dakwah hingga ke daerah pedalaman Wonosobo dan berhasil membawa pengaruh besar di dalam masyarakat. Hingga awal abad ke 20 Wonosobo merupakan daerah dengan basis tarekatnya yang kuat dimana sebelumnya masyarakat masih menganut tradisi lokal (kejawen). Kemudian Sayyid ibrahim Baabud kembali hadir sebagai pembeda pada tahun 1920-an. Ini ditandai dengan masuknya pengaruh modernisme dari bangsa kolonial dimana sayyid Ibrahim baabud memperbaharui model dakwahnya dengan mengkolaborasikan tarekat dengan organisasi Nahdlatul Ulama yang lebih toleran. Dalam hal ini penulis menelusuri sumber kepada Habib Aqil yang merupakan cucu Sayyid Ibrahim Baabud. Habib Aqil menceritakan tentang kondisi Islam akhir abad 19 hingga awal abad ke 20 di Wonosobo, biografi Sayyid Ibrahim Baabud, serta dakwah Sayyid Ibrahim Baabud hingga akhir dari peran Sayyid ibrahim Baabud itu sendiri. Kemudian Habib Aqil menunjukkan Sanad Tarekat Alawiyah serta kitab Minhajul Mubin tulisan tangan Sayyid Ibrahim baabud yang di simpan oleh Ahmad Muzan (Sejarawan lokal wonosobo). Naskah tersebut menjelaskan tentang model dakwah yang dilakukan Sayyid Ibrahim Baabud dengan mengajarkan dzikir, wirid dan fikih. Disamping itu juga ditemukan dokumen Kartu Tanda NU atas nama Muhammad Saiddun dengan nomor anggota 1526 yang di tandatangani oleh Sayyid Ibrahim Baabud. Ini mengindikasikan bahwa pada saat itu anggota NU sudah berjumlah ribuan anggota. Dengan adanya bukti-bukti diatas dapat disimpulkan bahwa Sayyid Ibrahim Baabud merupakan seorang tokoh pengembang Islam dengan pendekatan dakwah yang cukup menarik, yaitu dengan menjadikan masyarakat Wonosobo sebagai masyarakat Islam yang berbasis tarekat pada akhir abad ke-19 serta mengkolaborasikan tarekat dengan organisasi NU pada awal abad ke 20 dengan menjadikan masyarakat yang awalnya bersifat fanatik menjadi masyarakat yang lebih toleran.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | Agama > Kebudayaan Islam |
Divisions: | Fakultas Ushuludin, Adab dan Humaniora > Sejarah Peradaban Islam |
Depositing User: | Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id |
Date Deposited: | 14 Mar 2019 06:42 |
Last Modified: | 14 Mar 2019 06:42 |
URI: | http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/5044 |
Actions (login required)
View Item |